Ekonom: Rupiah Melemah Hingga Pertengahan 2015
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Ekonom Standard Chartered Bank Fauzi Ichsan memprediksi nilai tukar rupiah akan melemah pada kisaran rata-rata Rp 12.500 per dolar AS, hingga pertengahan 2015, sebagai akibat dari membaiknya perekonomian Amerika Serikat (AS).
"Dalam 12-18 bulan, kurs dolar akan tetap menguat di pasar valas global, karena membaiknya perekonomian Amerika Serikat menyebabkan kenaikan suku bunga The Fed," katanya dalam pemaparan di Jakarta, Kamis.
Fauzi mengatakan nilai tukar rupiah akan mulai stabil pada semester II-2015, setelah penyesuaian harga BBM bersubsidi memberikan dampak pada impor migas serta adanya prospek kenaikan BI Rate hingga 8,25 persen.
"Rupiah akan stabil nantinya pada Rp 11.900 per dolar AS, tapi sebelum itu terjadi, di semester satu, kurs rupiah melemah terlebih dahulu dalam jangka pendek yaitu sebesar Rp 12.500 per dolar AS," ujar Managing Director Standard Chartered Bank untuk Indonesia ini.
Fauzi menambahkan membaiknya perekonomian AS dan potensi kenaikan suku bunga The Fed pada semester II-2015 ikut membuat negara berkembang mengantisipasi dengan menyesuaikan suku bunga acuan, sehingga likuiditas perbankan menjadi ketat.
"Kita bisa bayangkan nanti likuiditas perbankan semakin ketat, karena suku bunga naik agar mata uang tetap kompetitif. Indonesia meskipun memiliki stimulus fiskal, tapi akan terkena dampak dari kenaikan BI Rate," katanya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan tidak akan mengubah asumsi makro nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dalam menyusun RAPBN-Perubahan 2015, yaitu sebesar Rp 11.900 per dolar AS.
Kebijakan itu dilakukan dengan menimbang kondisi perekonomian di AS yang saat ini sedang mengalami pemulihan, sehingga The Fed (Bank Sentral AS) diperkirakan segera menaikkan suku bunga acuan dari 0,25 persen menjadi 0,75 persen.
Sementara, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, pada Kamis sore, bergerak menguat sebesar 35 poin menjadi Rp 12.303 dibandingkan posisi sebelumnya Rp 12.338 per dolar AS, seiring dengan aksi ambil untung para pelaku pasar keuangan.
Sedangkan, kurs tengah Bank Indonesia mencatat mata uang rupiah tidak bergerak nilainya atau stagnan pada posisi Rp 12.336 per dolar AS. (Ant)
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...