Ekonomi Korut Memburuk, Kim Jong Un Persalahkan Para Pejabat
PYONGYANG, SATUHARAPAN.COM-Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, menuduh pejabat tinggi "melindungi diri dan kekalahan" dan sebagian besar menyalahkan mereka atas keadaan ekonomi negara itu, kata media pemerintah melaporkan hari Jumat (12/2).
Pada pertemuan para kader tingkat atas, kantor berita negara, KCNA, mengatakan Kim telah "mengkritik tajam" para pejabat yang bertanggung jawab untuk menyusun rencana pertumbuhan berbagai sektor tahun ini. Dia mengatakan mereka tidak mencerminkan "ide dan kebijakan" yang diumumkan pada Kongres Partai bulan Januari.
Kongres itu, yang pertama dalam lima tahun dan hanya yang kedelapan dalam sejarah Korea Utara, menetapkan rencana ekonomi baru. Tapi itu juga mengungkapkan tingkat kesulitan keuangan negara yang terisolasi, dengan Kim berulang kali meminta maaf atas kesalahan dalam manajemen ekonomi dan mengatakan lima tahun terakhir adalah waktu "terburuk".
Mengakhiri pertemuan empat hari itu, Kim dikutip pada hari Jumat karena mengecam para pejabat karena kurangnya "sudut pandang inovatif dan taktik yang jelas" dalam memecahkan masalah tersebut.
Dalam salah satu contoh kinerja yang buruk, ia mencontohkan pejabat pertanian yang telah menetapkan target produksi biji-bijian "terlepas dari situasi saat ini di mana kondisi pertanian tidak mendukung dan negara tidak dapat menyediakan bahan pertanian yang cukup", katanya dalam catatan yang tidak biasa.
Sektor lain dikecam karena kuota produksi yang "sangat rendah", dengan pejabat dituduh "mencoba mencari waktu istirahat dan berpura-pura melakukan pekerjaan."
Korea Utara berada di bawah serangkaian sanksi internasional atas program senjata nuklir dan rudal balistik yang dilarang, tetapi yang mengalami kemajuan pesat di bawah Kim. Pertemuan puncak antara Kim dan Presiden Amerika Serikat saat itu, Donald Trump ,di Hanoi pada Februari 2019 gagal untuk mencabut sanksi, dan pengembangan senjata dan nuklir dilakukan Pyongyang sebagai balasannya.
Pembicaraan nuklir telah terhenti sejak itu, sementara Korea Utara memamerkan beberapa rudal baru pada parade militer pada bulan Oktober dan bulan Januari lalu, ketika Kim berjanji untuk memperkuat persenjataan nuklirnya.
Pyongyang juga berada di bawah tekanan finansial yang meningkat karena pandemi virus corona dan banjir musim panas lalu membuat ekonominya yang lesu semakin tertekan. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...