Eksodus Orang Kristen pada Tingkat Epidemi
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Pakar Islam dan Timur Tengah mengingatkan tentang eksodus besar-besaran orang Kristen akibat penganiayaan di sejumlah negara yang angkanya sudah mencapai proporsi epidemi. Bahkan, orang Kristen diperkirakan dapat hilang sepenuhnya dari Irak, Afghanistan, dan Mesir sebagaimana diingatkan oleh Komisi untuk Kebebasan Beragama Internasional, Amerika Serikat.
"Ini soal penganiayaan, dan krisis kemanusiaan pada saat ini," kata pakar Islam dan Timur Tengah, Raymond Ibrahim, dalam sebuah wawancara dengan Robert Spencer, direktur Jihad Watch. Ibrahim adalah penulis buku yang baru dirilis, berjudul Crucified Again: Exposing Islam's New War on Christians (Disalibkan Lagi: Mengekspos Islam Baru Perang terhadap Orang Kristen).
Ibrahim menyebutkan bahwa Irak adalah indikator awal dari nasib yang menunggu orang Kristen, setelah kekuatan “kelompok Islam” dibebaskan dari cengkeraman diktator. Seperti yang dikutip christianpost.com, Kamis (9/5). "Pada tahun 2010, Gereja di Baghdad diserang, hampir 60 jamaat Kristen dibantai. Ini adalah puncak gunung es dari situasi selama satu dekade," kata dia.
Ibrahim mengatakan bahwa 10 tahun yang lalu, setidaknya satu juta orang Kristen tinggal di Irak. "Hari ini, kurang dari 400.000 orang, hasil dari kampanye anti-Kristen yang dimulai dengan pendudukan AS atas Irak. Ketika itu gereja-gereja dibom, tak terhitung jumlahnya dan banyak orang Kristen dibunuh, termasuk dengan penyaliban dan pemenggalan," tulisnya.
"Pola yang sama telah berkembang di Suriah, kata Ibrahim. Berbagai kota di mana orang Kristen tinggal selama berabad-abad lamanyanya, kini telah dikosongkan, setelah sebuah kelompok menargetkan orang Kristen untuk penculikan, perampokan, dan pembunuhan. Semua terjadi oleh seruan dan 'tugas suci' untuk
Dia menyebutkan bahwa sekitar 100.000 warga gereja Koptik telah meninggalkan Mesir, negara asal mereka. Laporan serangan dan penggusuran terhadap umat Kristen dan khususnya warga Gereja Ortodoks Koptik, sebagai peristiwa yang biasa.
Eksodus orang ââKristen tidak hanya terjadi negara-negara seperti Irak, Suriah, dan Mesir, tetapi juga dari sejumlah negara di Afrika, kata Ibrahim.
Sebanyak 200.000 orang Kristen melarikan diri Mali setelah kudeta tahun lalu. adalah wajah pemberantasan manusia." Terutama di wilayah utara, penguasa baru mengusir orang Kristen, dari rumah ke rumah, dari gereja, dan properti lain. Mereka yang tertangkap disiksa dan diinterogasi untuk mengungkapkan kerabat Kristen lainnya.
"Seperti yang saya dokumentasikan dalam buku baru saya, “Disalibkan Lagi: Mengekspos Islam Baru Perang terhadap Umat Kristen,” di seluruh dunia Islam - di negara-negara yang tidak berbagi ras, bahasa, budaya, atau ekonomi, di negara-negara yang berbagi hanya Islam, Kristen Associate Fellow pada Middle East Forum.
Editor : Sabar Subekti
Penyakit Pneumonia Terus Menjadi Ancaman bagi Anak-anak
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengatakan, pneumonia ser...