Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 13:12 WIB | Kamis, 31 Desember 2015

Ekspor Produk Pertanian RI 2015 Naik 80 Persen

Komoditas pertanian Indonesia. (Foto: Antara)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian mencatat volume ekspor produk pertanian selama 2015 meningkat sebesar 80 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Kepala Badan Karantina Pertanian, Banun Harpini, di Jakarta, hari Rabu (30/12), mengatakan bahwa pada tahun ini lebih dari 2.700 jenis dan bentuk komoditas dengan volume 263 juta ton diekspor ke seluruh dunia jauh di atas 2014 sebanyak 22 juta ton.

"Beberapa negara tujuan ekspor tersebut, antara lain Tiongkok, Selandia Baru, Rusia, Filipina, Malaysia dan Nigeria," kata Banun Harpini ketika menjelaskan Kinerja Karantina Mendukung Kedaulatan Pangan dan Menyongsong MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) 2016.

Banun menyatakan, ekspor komoditas pertanian Indonesia pada tahun ini masih didominasi produk minyak sawit mentah (CPO) dan turunannya, kemudian kayu bahan baku kertas, biji kopi, biji kakao, produk kelapa dan turunannya, tetes tebu dan asam jawa.

Kemudian, rumput laut, dedak gandum, biji pinang, tambakau, santan, bibit krisan, lada, ampas trigu, manggis, dan pisang.

"Ekspor palem kernel Indonesia ke Selandia Baru sangat besar sebagai bahan baku pakan ternak," katanya.

Terkait dengan ekspor rumput laut, Banun Harpini menyatakan bahwa meskpun produknya merupakan komoditas kelautan, yang berwenang memberikan sertifikasi adalah karantina pertanian, sesuai yang diakui lembaga terkait di luar negeri.

Dari segi frekuensi, lanjut dia, pada tahun 2015 ekspor Indonesia sebanyak 131.916 kali (Januari-26 Desember) naik 10 persen dibandingkan 2014 yang sebanyak 119.312 kali.

"Frekuensi ekspor tersebut kemungkinan masih akan meningkat karena masih ada waktu hingga 31 Desember nanti," kata Banun.

Terkait dengan penolakan ekspor produk pertanian Indonesia dari negara mitra dagang (notification of noncompliance) terkait ketidaksesuaian persyaratan SPS atau Sanitary and Phytosanytari, menurut dia, selama 2015 sebanyak 15 kali atau turun 7,5 persen dibandingkan 2014 yang mencapai 20 kali.

"Hal itu menunjukkan makin tingginya kualitas layanan karantina pertanian dalam memenuhi persyaratan SPS negara mitra dagang," katanya.

Pada tahun yang sama, kata dia, Badan Karantian Pertanian melakukan penolakan ekspor komoditas pertanian dari mitra dagang sebanyak 400 kali terkait dengan persyaratan SPS. (Ant)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home