Ekstremis Al-Shabab Serang Hotel Dekat Istana Presiden Somalia
MOGADISHU, SATUHARAPAN.COM-Militan ekstremis dari kelompok al-Shabab di Somalia pada hari Kamis (14/3) menyerang sebuah hotel terkenal di dekat istana presiden di ibu kota Somalia, Mogadishu, kata sumber keamanan dan saksi mata.
Serangan tersebut, yang diklaim oleh al-Shabab sebagai tanggung jawabnya, dimulai sekitar pukul 21:45 (18:45 GMT) ketika orang-orang bersenjata menyerbu hotel SYL dengan hujan peluru.
“Beberapa pria bersenjata memaksa masuk ke dalam gedung setelah menghancurkan tembok perimeter dengan ledakan besar,” kata petugas keamanan, Ahmed Dahir, kepada AFP.
Belum jelas apakah ada korban jiwa. Saksi mata menggambarkan mereka mendengar para penyerang menembak tanpa pandang bulu. “Saya tidak tahu korbannya, tapi saat penyerangan dimulai, banyak orang di dalam,” kata Hassan Nur yang melarikan diri dengan memanjat tembok.
Saksi lain mengatakan petugas polisi tiba di hotel beberapa menit setelah serangan, sehingga memicu baku tembak sengit.
Abdullahi Hassan, yang berada di rumah terdekat, mengatakan petugas datang dengan beberapa kendaraan. “Dua ambulans membawa orang-orang yang terluka,” katanya.
Para ekstremis yang terkait dengan Al Qaeda telah melancarkan pemberontakan terhadap pemerintah federal yang didukung internasional selama lebih dari 16 tahun dan sering menargetkan hotel-hotel, yang cenderung menampung pejabat tinggi Somalia dan asing.
Serangan pada hari Kamis ini terjadi beberapa hari setelah Departemen Keuangan Amerika Serikat menjatuhkan sanksi terhadap 16 individu dan entitas di seluruh Tanduk Afrika dan Timur Tengah yang dituduh melakukan pencucian uang untuk kelompok militan tersebut.
Tekad Yang Tak Tergoyahkan
Meskipun para militan diusir dari ibu kota oleh pasukan Uni Afrika, mereka tetap memiliki kehadiran yang kuat di pedesaan Somalia dan secara teratur melakukan serangan terhadap sasaran politik dan sipil, termasuk di Mogadishu.
Pemerintah pusat yang terkepung melancarkan serangan besar-besaran terhadap milisi pada bulan Agustus 2022, menggabungkan kekuatan dengan milisi suku setempat.
Tentara dan milisi yang dikenal sebagai “macawisley” dalam beberapa bulan terakhir telah merebut kembali sebagian besar wilayah di tengah negara tersebut dalam sebuah operasi yang didukung oleh misi Uni Afrika, ATMIS, dan serangan udara AS.
Namun serangan tersebut mengalami kemunduran meskipun ada kemajuan pada tahap awal.
Presiden Somalia Hassan Sheikh Mohamud pada hari Kamis bertemu dengan para pejabat pertahanan dalam “pertemuan strategis” untuk merencanakan bagaimana merebut kembali wilayah yang hilang, kantor berita nasional Somalia, SONNA, melaporkan.
“Presiden memuji upaya gagah berani pasukan Somalia dan menekankan tekad pemerintah yang teguh untuk memberantas terorisme,” kata SONNA.
Pada bulan Januari, para militan menyandera sejumlah orang setelah sebuah helikopter PBB yang membawa sembilan penumpang melakukan pendaratan darurat di wilayah mereka.
Editor : Sabar Subekti
AS Memveto Resolusi PBB Yang Menuntut Gencatan Senjata di Ga...
PBB, SATUHARAPAN.COM-Amerika Serikat pada hari Rabu (20/11) memveto resolusi Dewan Keamanan PBB (Per...