Ekstremis Yahudi Ditangkap Pasca Aksi Teror di Tepi Barat
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM – Badan Keamanan Israel (Shin Bet) dan satuan polisi di Yudea dan Samaria Tengah, pada Senin (3/8) menangkap figur ekstremis Yahudi Meir Ettinger karena diduga terlibat dalam beberapa aksi teror dan aktivitasnya di organisasi ekstremis Yahudi."
Ettinger, cucu dari Meir Kahane, seorang rabi yang mendirikan gerakan rasis anti-Arab dan dibunuh pada 1990, adalah seorang penduduk Safed.
Sebuah sumber keamanan mengatakan pria yang berumur 20 tahun itu dicurigai sebagai bagian dari "infrastruktur ekstrimis," tapi menolak mengatakan apakah penangkapan itu punya kaitan langsung ke serangan pembakaran mematikan di rumah Palestina di desa Duma pekan lalu.
Dalam sebuah posting blog yang diterbitkan 30 Juli di situs Hakol Heyehudi (Jewish Voice) merespon penangkapan yang dilakukan oleh Shin Bet diduga terkait dengan pembakaran pada bulan Juni lalu di Gereja Roti dan Ikan di Israel Utara, Ettinger menulis: "Sebenarnya aku tidak tahu apa yang diinginkan oleh Shin Bet. Sepertinya Shin Bet ingin menciptakan suasana dan membuat keadaan seperti ada 'organisasi' yang sedang diselidiki. Hal ini menjelaskan kepada kami apa yang dimengerti dan ditakuti oleh Shin Bet. Shin Bet mengerti bahwa kegiatan mereka adalah mengejar. Mereka hanya tumbuh dari dasar pemahaman yang paling dasar dan populer yang menyebabkan orang merasa bahwa mereka perlu melakukan sesuatu. "
Dia menambahkan: "Tidak ada organisasi teroris, tetapi ada orang-orang Yahudi, lebih dari apa yang mereka pikirkan, yang memiliki tangga nilai yang berbeda dari Pengadilan Tinggi Kehakiman atau Shin Bet."
Sementara itu, seorang pria ditangkap Jumat (31/7) lalu dan diblokir dari Facebook karena menulis postingan yang memuji serangan penusukan punggung peserta parade di Jerusalem Pride Parade yang ditahan pada Senin (3/8) setelah ia mengirimkan posting lain di aplikasi WhatsApp di mana ia mengungkapkan kegembiraan pada meninggalnya seorang gadis remaja yang ditikam dalam serangan tersebut.
Pria itu bernama Gilad Kleiner dari Kiryat Maleakhi dibebaskan pada Jumat (31/7) dengan syarat bahwa ia non-aktif dari Facebook selama seminggu. Namun, keputusan hakim tidak memasukkan WhatsApp dalam syarat pembebasannya, sehingga pada hari Minggu (2/8) sore dia mengirimkan teks ke sekitar 100 teman di WhatsApp di mana dia mengatakan., "Saya sangat senang mendengar ini jam terakhir tentang kematian korban penusukan dalam parade yang diadakan Kamis lalu. "
Pesan Kleiner kemudian mengatakan bagaimana ia senang karena ia merasa begitu iba terhadap penyerang yang bernama Yishai Schlissel karena ia dipenjara selama bertahun-tahun "tanpa berhasil membunuh satu pun dari jiwa-jiwa yang sesat."
Klenier, putra mantan Herut dan Likud MK Michael Kleiner akan dibawa ke pengadilan Hakim Ashkelon pada Selasa (4/8), di mana ia diharapkan untuk menerima pembatasan lebih lanjut tentang pembebasannya.
Sementara itu, Kantor Kejaksaan Negeri, memerintahkan penyelidikan kriminal terhadap tersangka yang diyakini telah mengunggah video ke YouTube yang menunjukkan Presiden Reuven Rivlin dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengenakan seragam Nazi dan berbicara dalam bahasa Jerman.
Penyelidikan akan dilakukan oleh unit cyber dari Kepolisian Israel, yang pada hari Minggu (2/8) membuka penyelidikan hasutan online terhadap Rivlin dan pernyataannya mengutuk kekerasan dan kebencian setelah serangan parade dan pembunuhan bayi Palestina dalam pemboman di Tepi Barat Kamis (30/7) malam, yang diyakini telah dilakukan oleh ekstremis Yahudi. (jpost.com)
Editor : Bayu Probo
Puluhan Anak Muda Musisi Bali Kolaborasi Drum Kolosal
DENPASAR, SATUHARAPAN.COM - Puluhan anak muda mulai dari usia 12 tahun bersama musisi senior Bali be...