Elon Musk Resmi Beli Twitter Lalu PHK Para Petinggi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Elon Musk menyelesaikan akuisisi Twitter Inc senilai 44 miliar dolar Amerika Serikat pada Kamis (27/10) waktu setempat.
Setelah resmi menjadi pemilik Twitter, disiarkan Reuters Jumat (28/10), Musk langsung memecat sejumlah petinggi yang dia tuduh memberi informasi sesat soal akun robot dan sampah di media sosial itu.
Mengutip beberapa narasumber yang mengetahui masalah itu, Musk memberhentikan CEO Twitter Parag Agrawal, Pimpinan Finansial Ned Segal dan Pimpinan Legal dan Kebijakan Vijaya Gadde.
Agrawal dan Segal berada di markas Twitter di San Francisco ketika kesepakatan bisnis terjadi. Mereka dikawal keluar, menurut narasumber.
Perwakilan Elon Musk dan Twitter belum memberikan komentar atas isu itu.
Musk, yang juga CEO Tesla Inc, mencuit dia tidak membeli Twitter untuk menghasilkan lebih banyak uang, namun, "untuk membantu kemanusiaan, yang saya cintai".
Dia berkomitmen melawan akun sampah dan bot di Twitter dan membuat algoritma, yang bisa menentukan konten, bisa diakses publik.
Dia juga ingin mencegah platform itu menjadi ruang gema untuk ujaran kebencian dan perpecahan sambil membatasi sensor sesedikit mungkin.
Elon Musk akhirnya jadi membeli Twitter setelah memprotes platform itu tidak transparan soal jumlah akun sampah dan bot, yang membuatnya mundur dari recana pembelian.
Twitter membawa perselisihan itu ke pengadilan. Musk pada awal Oktober menyatakan ingin menyelesaikan pembelian Twitter sesuai kesepakatan awal.
Hakim Pengadilan Delaware memberinya waktu sampai 28 Oktober untuk menyelesaikan pembelian perusahaan dan menghindari persidangan.
Rabu (26/10) Elon Musk terlihat keluar dari markas Twitter sambil tersenyum lebar. Tidak lama kemudian dia mencuit "biarkan itu meresaP' dan mengganti penjelasan profil di Twitter sebagai "Chief Twit", pimpinan Twit.
Dia juga berusaha menenangkan pegawai soal kekhawatiran pemecatan besar-besaran dan meyakinkan pengiklan bahwa kritik yang dia layangkan ke Twitter soal moderasi konten tidak akan mengganggu bisnis.
"Twitter tentu tidak bisa menjadi tempat pelarian bagi semua, tempat di mana semua bisa dikatakan tanpa konsekuensi!" kata Musk dalam surat kepada pengiklan.
Beberapa waktu lalu, Musk melihat Twitter sebagai pondasi untuk membuat aplikasi super yang menawarkan berbagai hal, mulai dari transfer uang, belanja sampai transportasi.
Warga Batuah Serahkan Seekor Trenggiling ke BKSDA
SAMPIT, SATUHARAPAN.COM- Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Sampit Kabupaten Kotawaring...