Empat Alasan Franky Sibarani Dipilih Jadi Kepala BKPM
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Franky Sibarani secara resmi hari ini dilantik menjadi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Sekjen Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) dan salah satu ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) itu menggantikan Mahendra Siregar, yang mengundurkan diri pada 20 Oktober lalu.
Roy Sembel, Ketua Institut Pengembangan Manajemen Indonesia (IPMI), menilai setidaknya ada empat hal yang membuat pria yang menjabat Corporate Secretary Garuda Food itu dipilih oleh Presiden Joko Widodo menduduki posisi yang akan berperan penting dalam meningkatkan masuknya investasi dalam dan luar negeri.
“Sudah barang tentu faktor kedekatan beliau dengan Presiden dan kapasitas beliau sebagai pengusaha menjadi penting,” kata guru besar ilmu manajemen pada Universitas Kristen Indonesia (UKI) ini, melalui percakapan telepon dengan satuharapan.com, hari ini (27/11).
Faktor kedua, kata Roy, ialah pengalaman Franky sebagai pengusaha, terutama di Apindo. Franky dinilai memahami kebutuhan pengusaha. Dengan demikian, Franky diharapkan dapat dengan cepat memangkas birokrasi yang selama ini dianggap menghambat.
Ranking kemudahan berbisnis di Indonesia hingga saat ini masih berada di urutan ke 114 dari 189 negara yang disurvei Forum Ekonomi Dunia (WEF). Walaupun peringkat ini sudah naik tiga tingkat dari sebelumnya, hal itu masih jauh dari menggembirakan.
Peringkat kemudahan bisnis Indonesia jauh tertinggal dibandingkan dengan negara-negara tetangga, seperti Singapura (1), Malaysia (18), Thailand (18), Vietnam (78), dan Brunei Darussalam (101). Indonesia hanya unggul dari Kamboja (135), Timor Leste (172), dan Myanmar (177).
Hal inilah yang menurut Roy, perlu dibenahi oleh Franky.
Ketiga, latar belakang Franky sebagai pebisnis juga dianggap penting untuk memberikan input kepada Pemerintah. DIharapkan ia dapat mempertajam proritas pemerintah menetapkan peluang investasi yang akan ditawarkan kepada investor.
Keempat, jejaring bisnis. Franky sebagai eksekutif yang berasal dari kelompok bisnis yang berjaringan luas diharapkan dapat membantu pemerintah meyakinkan investor menanamkan modal di Indonesia.
Meskipun demikian, Roy melihat ada dua tantangan yang harus dihadapi Franky terutama pada saat awal dia menjabat. Pertama, menjalin kerjasama dengan kementerian-kementerian lain.
Menurut Roy, BKPM sebagai sebuah lembaga koordinasi harus dapat bekerja sama dengan kementerian lain. Latar belakang Franky yang sepenuhnya berkarier di dunia swasta membuat dia harus dapat belajar dengan cepat menyesuaikan diri dengan cara kerja birokrasi.
Tantangan berikutnya ialah mengoptimalkan jejaring di luar negeri, terutama Kedutaan-kedutaan besar Indonesia di mancanegara untuk memasarkan peluang investasi di Tanah Air.
Diusulkan Banyak Kalangan
Sementara itu, Sekretaris Kabinet, Andi Wijayanto hari ini di Istana Negara mengatakan Franky SIbarani dilantik sebagai kepala BKPM, bersama dengan pelantikan Nusron Wahid sebagai Kepala BNP2TKI dan Prof Sofyan Effendi sebagai Komite ASN.
Menurut dia, nama Franky dipilih oleh presiden setelah mendapatkan usulan dari banyak pihak. Franky, menurut dia, dipercaya untuk bisa menjadikan BKPM tempat pelayanan one stop service.
Sebagai pelaku bisnis yang bergerak di sektor makanan, selama ini Franky memiliki kepedulian yang besar dalam mengamankan pasar dalam negeri dari serbuan produk impor. Ia meyakini dalam Masyarakat Ekonomi Asean yang mulai berlaku akhir 2015, Indonesia berpotensi dijadikan pasar oleh sesama negara kawasan, apabila daya saing investasi tidak diperbaiki.
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...