Empat Anak World Vision Meninggal Akibat Konflik Gaza
GAZA,SATUHARAPAN.COM – Empat anak dari Gaza yang disponsori oleh World Vision dilaporkan meninggal akibat aksi kekerasan serangan Israel yang terjadi sejak bulan lalu.
World Vision adalah lembaga Kristen berbasis kemanusiaan yang memberikan bantuan berupa pendidikan dan kesehatan bagi keluarga dan anak-anak. Empat anak yang meninggal itu bagian dari lima anak yang mendapat bantuan dari World Vision.
World Vision mendapatkan kabar dari Christian Post pada Selasa (5/8) bahwa satu dari lima anak yang disponsorinya ditemukan masih hidup. Anak itu ditemukan di balik puing-puing bangunan dan dikirim ke rumah sakit yang berada di sebelah utara Jalur Gaza.
Konflik Israel-Hamas di Jalur Gaza menyebabkan organisasi kemanusiaan Kristen itu menghentikan operasinya di sekolah dasar perempuan Jabalia, tempat di mana staf World Vision bekerja dan mejalankan program psikososial anak-anak yang terkena dampak kekerasan dan yang terlantar dari rumah mereka. Sekolah itu telah berubah menjadi tempat penampungan PBB dan terkena serangan bom yang membunuh 16 orang dan melukai 130 lainnya.
World Vision berbagi informasi dengan Christian Post tentang anak-anak yang meninggal.
Mohamed Zeyad Al-Rahel meninggal pada Sabtu pagi (19/7) saat tank Israel menghantam kamarnya. Paman Al-Rahel dan beberapa anak lain juga meninggal. Sebagian keluarga Al-Rahel menderita luka-luka dan dilarikan ke rumah sakit setelah kejadian itu.
Saher, berumur lima tahun, meninggal saat rumahnya dihantam rudal Israel. Sebelum kejadian itu, Saher sempat mengikuti kegiatan World Vision, menaikkan layang-layang sebagai tanda perdamaian dan harapan untuk masa depan yang lebih baik di tengah ketegangan yang meningkat.
Mustafa Syiam, yang berumur sembilan tahun, meninggal saat tank menghantam rumah mereka ketika mereka sedang bersiap mengungsi. Tidak ada peringatan akan adanya serangan yang akan menghantam bangunan serta rumah-rumah warga, menurut anggota keluarga Syiam yang masih hidup.
Konflik Israel-Hamas di Jalur Gaza telah menyebabkan lebih dari seribu warga sipil meninggal pada awal Juli. World Vision menghentikan beberapa program dan memberi bantuan medis kepada rumah sakit di sebelah utara Jalur Gaza serta memberikan makanan kepada warga juga kepada anak-anak yang kehilangan rumah mereka.
Dr. Mae Elise Cannon, direktor senior Advokasi World Vision, menyerukan diakhirnya pertempuran Israel-Hamas demi kepentingan anak-anak.
“Anak-anak berharga di mata Tuhan. Pemerintah dan pemimpin politik kita yang terlibat dalam konflik ini harus melakukan apapun dengan kekuatan mereka untuk melindungi kehidupan anak-anak yang tidak berdosa dan terperangkap dalam situasi baku tembak. Mereka mengalami penderitaan karena bencana kemanusiaan di Gaza,” kata Mae Elise Cannon. (christianpost.com)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...