Empat Aspek Ciptakan Murid Berkompeten
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menyebutkan sekolah harus memenuhi setidaknya empat aspek agar dapat menciptakan murid yang berkompeten dan berkarakter Pancasila.
Dalam webinar Merdeka Mengajar yang diikuti di Jakarta, Rabu, Kasubtim Rapor Pendidikan dan PBD Satuan Pendidikan Direktorat SMP Kemendikdasmen Ferdiansyah Dzaki Auladi menjelaskan, empat aspek tersebut yaitu pembelajaran yang berpusat pada murid, pendidik harus reflektif, gemar belajar, berbagi, dan berkolaborasi.
Selanjutnya, iklim sekolah harus aman, inklusif, dan merayakan kebhinnekaan, serta kepemimpinan dan pengelolaan sumber daya untuk perbaikan layanan berkelanjutan.
Setiap jenjang pendidikan dapat menerapkan keempat aspek tersebut. Namun, ujar Ferdiansyah, terdapat sedikit perbedaan khusus untuk jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD).
Selain aspek pembelajaran berkualitas dan aspek kepemimpinan, jenjang PAUD perlu menyediakan aspek kemitraan orang tua serta dukungan pemenuhan kebutuhan esensial anak usia dini. Dengan begitu, dapat terwujud PAUD yang berkualitas.
“Tapi kemitraan orang tua ini juga bukan hanya untuk jenjang PAUD saja. Dukungan orang tua ini bisa menjadi kebutuhan di jenjang-jenjang lainnya. Karena dengan adanya orang tua bisa, murid-murid mendapatkan dukungan kepercayaan diri dan motivasinya,” ujar Ferdiansyah.
Kemudian khusus untuk jenjang SMK, aspek yang perlu difokuskan yaitu mengarah ke dunia usaha dan industri. Artinya, aspek pembelajaran yang berpusat pada murid harus berbasis dunia kerja. Selain itu, diperlukan juga kepala sekolah dengan kepemimpinan berjiwa wirausaha untuk perbaikan layanan berkelanjutan.
Ferdiansyah mengatakan, peran kepala sekolah menjadi salah satu poin kunci untuk mewujudkan sekolah berkualitas dan melahirkan murid berkompetensi tinggi. Dengan kepemimpinan yang baik, diharapkan hal ini bisa berdampak pada peningkatan kompetensi murid.
Menurut dia, setiap sekolah biasanya memiliki cita-cita spesifik yang berbeda-beda berkaitan dengan murid seperti apa yang ingin dibentuk dari proses pembelajaran. Namun secara umum, sekolah-sekolah di Indonesia setidaknya perlu menyepakati bahwa tujuan akhir pendidikan itu menciptakan murid yang memiliki kompetensi yang baik dan karakter yang mengamalkan nilai-nilai Pancasila.
Kementerian telah meluncurkan Rapor Pendidikan 2024 pada beberapa waktu yang lalu. Berkaitan dengan hal itu, Ferdiansyah berharap pihak sekolah sudah mendiskusikan hasil rapornya dengan seluruh warga sekolah serta merefleksikannya dengan menetapkan prioritas pembenahan pada indikator-indikator yang dinilai kurang.
Ia juga mendorong sekolah untuk melakukan pembenahan perencanaan mulai dari perencanaan pembelajaran hingga perencanaan untuk kompetensi pendidik dan tenaga pendidik yang dapat dijadikan landasan untuk penyusunan Rencana Kerja Sekolah serta Aplikasi Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (Arkas).
“Selanjutnya jangan lupa untuk dibenahi implementasinya. Jadi apa yang sudah direncanakan, bisa diimplementasikan dengan berkolaborasi dengan berbagai komunitas belajar dan jangan lupa untuk dievaluasi secara berkala. Rangkaian identifikasi, refleksi, benahi perencanaan, dan benahi implementasi itu mengarah pada terwujudnya sekolah berkualitas yang kita cita-citakan,” kata Ferdiansyah.
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...