Empat Kantong Jenazah Kecelakaan Pesawat Polisi Dievakuasi
BATAM, SATUHARAPAN.COM - Pejabat Polda Kepulauan Riau menyatakan hingga Minggu (4/12) sore, petugas sudah mengevakuasi beberapa jenazah korban kecelakaan pesawat Polri di Lingga, dengan menggunakan empat kantung jenazah, korban yang sudah ditemukan itu dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Kepulauan Riau.
Mabes Polri juga sudah mengirimkan tim bantuan untuk mengidentifikasi para korban, kata Kabid Dokkes Polda Kepri AKBP Jarot Wibowo.
"Pusdokkes Polri mengirim satu ahli DNA (deoxyribonucleic acid) dan satu senior ahli forensik untuk membantu identifikasi korban meninggal pesawat jatuh di RS Bhayangkara Polda Kepri," kata dia di Batam, Minggu.
Hingga saat ini empat kantong jenazah dan sebuah kotak dibawa dari perairan jatuhnya pesawat di Lingga ke RS Bhayangkara Polda Kepri di Batam. Pihak Tim Identifikasi belum merilis nama dari jenazah yang sudah ditemukan.
Kapolda Kepri, Brigjen Pol Sam Budigusdian mengatakan, di antara jenazah dalam empat kantung itu tersebut hanya satu yang berisi korban relatif utuh sehingga belum bisa dipastikan identitasnya.
"Yang satu kantong berisi badan korban pesawat itu. Yang lainnya merupakan bagian-bagian tubuh saja. Jenazah itu masih dalam proses identifikasi," kata dia.
Pesawat M-28 Sky Truck terbang dari Jakarta menuju Pangkalpinang dengan 16 orang di dalamnya. Di Pangkalpinang tiga orang turun. Sementara yang melanjutkan penerbangan menuju Batam sebanyak 13 orang terdiri lima kru dan delapan penumpang.
Namun pesawat tersebut hilang kontak saat terbang di atas wilayah Kabupaten Lingga dan kemudin diketahui jatuh di peraran utara Kabupaten Lingga pada Sabtu siang.
"Hingga saat ini belum bisa dipastikan apakah ada korban selamat. Selain korban meninggal, ada tas dan (kartu) identitas korban yang sudah ditemukan juga," kata Sam.
Pesawat Polri M-28 Sky Truck yang mengalami kecelakaan di perairan Senayang, Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau, pada Sabtu (3/12), sempat melayang dengan mesin sesekali tidak terdengar suaranya, sebelum kemudian menukik ke air dan meledak.
Pemandangan menegangkan itu disaksikan sejumlah nelayan tradisional Senayang yang sedang beraktivitas. Nurizan, salah satunya, mengatakan peristiwa meledaknya pasawat Polri itu belangsung cepat, hanya beberapa detik setelah pesawat menukik ke air di Perairan Senayang.
"Hanya hitungan detik, meledak. Pesawat itu meledak di laut," katanya.
Nurizan mengatakan nelayan sempat melihat pesawat itu di udara. Beberapa kali mesin pesawat itu tidak terdengar, meski jaraknya dekat dengannya.
"Kemudian jatuh sekitar 1 mil dari tempat saya mencari ketam (kepiting)," ujarnya.
Beberapa nelayan lain yang melihat jatuhnya pesawat Polri itu di antaranya Radian, Awaludin, dan Ikhsan.
Para nelayan yang menyaksikan kejadian itu sempat menuju ke lokasi dan berupaya membantu para korban. Namun yang berhasil diselamatkan hanya sejumlah barang milik para korban.
Sementara tubuh korban sudah hancur sehingga mereka tidak berani mengevakuasinya.
Mereka kemudian menyerahkan barang-barang milik korban ke Polsek Senayang. (Ant)
Gereja-gereja di Ukraina: Perdamaian Dapat Dibangun Hanya At...
WARSAWA, SATUHARAPAN.COM-Pada Konsultasi Eropa tentang perdamaian yang adil di Warsawa, para ahli da...