Empat Tokoh Papua akan Bertemu Jokowi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Empat tokoh Papua akan bertemu dengan Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan saran-saran menyelesaikan permasalahan Papua.
Hal ini dikatakan oleh Pendeta Karel Phil Erari, salah satu putra asli Papua, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Majelis Pertimbangan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) dan mantan Wakil Sekretaris Umum Gereja Kristen Injili (GKI) di Papua, kepada satuharapan.com hari ini (17/6).
Empat tokoh yang akan bertemu itu adalah pertama, Simon Patrice Morin, politisi asal Papua dan mantan anggota DPR beberapa periode. Kedua, Mantan Menteri Muda urusan percepatan pembanguan Kawasan Timur Indonesia (PPKTI), Manuel Kaisiepo. Ketiga, Michael Manufandu, mantan Duta Besar Indonesia untuk Kolombia. Dan keempat, Pendeta Karel Phil Erari sendiri.
Pendeta Karel Phil Erari tidak menjelaskan kapan pertemuan itu akan dilangsungkan. Ia sedang dalam perjalanan menuju istana ketika satuharapan.com menghubunginya. "Saya akan bertemu Teten sore ini," kata dia, menyebut nama Kepala Staf Kepresidenan, Teten Masduki.
"Pembangunan selama 53 tahun di Papua sudah gagal luar biasa, itu harus Anda muat. Perlu reformasi arah otonomi khusus," kata Phil Erari.
"Oleh karena itu kami akan bertemu Jokowi, menceritakan suatu tindakan yang luar biasa yang perlu dilakukan terhadap Papua. Kegagalan pemerintah selama 53 tahun di Papua luar biasa," kata Erari
Intinya, menurut Phil Erari, dirinya akan mengusulkan empat hal kepada Jokowi.
Pertama, evaluasi konprehensif terhadap pelaksanaan Otsus.
Kedua, dibutuhkan dialog dengan semua dan inklusif (all inclusive) antara Jakarta dan Papua yang melibatkan semua komponen strategis di Papua.
Ketiga, reposisi peranan militer di Papua untuk memastikan tidak akan ada lagi pelanggaran HAM.
Keempat, moratiorium terhadap upaya pemekaran kabupaten maupun provinsi.
Di luar itu, menurut Erari, perlu dibentuk komisi kepresidenan untuk pembangunan Papua.
Editor : Eben E. Siadari
Post Script:
Redaksi menerima klarifikasi dari Manuel Kaisiepo yang mengatakan bahwa dirinya tidak mengetahui rencana pertemuan tersebut dan belum pernah bertemu dengan empat tokoh yang dimaksud membicarakan rencana pertemuan. Jika rencana itu adalah prakarsa pribadi Pdt Karel Phil Erari, kata Manuel Kaisiepo, ia menghormati hak, pendirian dan prakarsa beliau, walaupun belum tentu sepakat dengan pendirian, sikap dan prakarsa tersebut. Redaksi berterimakasih atas klarifikasi tersebut.
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...