Enam Binatang yang Terancam Punah di Asia Pasifik
AUSTRALIA, SATUHARAPAN.COM - Enam binatang ini mungkin terlihat cantik, lucu, dan menggemaskan, namun hidup mereka di habitat alami di kawasan Asia Pasifik sangat terancam.
Musuh alami, perburuan liar dan kerusakan hutan mengancam ribuan spesies di berbagai bagian dunia. Di Australia saja, ada sekitar 100 spesies yang betul-betul terancam punah dan beberapa lainnya di kawasan Asia dan Pasifik yang keberadaannya dalam bahaya.
Untuk memperingati Hari Binatang yang terancam punah internasional minggu lalu, berikut ini beberapa binatang yang terancam punah di kawasan Asia dan Pasifik.
Western quoll (Dasyurus geoffroii) – AUSTRALIA
Western quoll dikembalikan lagi ke alamnya di kawasan Flinders Ranges, Australia Selatan. (Foto: ABC Licensed/Jonathon Webb)
Binatang ini besarnya hampir sama dengan kucing, dan dulunya banyak ditemukan di sekitar 70 persen wilayah daratan Australia.
Sekarang satu-satunya tempat di mana binatang ini mungkin terlihat adalah di sebuah kawasan kecil di Australia Barat.
Sekarang setelah tidak terlihat lebih dari 100 tahun, spesies ini diperkenalkan kembali di kawasan Flinders Ranges di Australia Selatan.
Di sana petugas juga sudah menerapkan program selama 20 tahun terakhir guna mengurangi jumlah serigala. Selain itu, musuh binatang ini adalah kucing liar.
Numbat (Myrmecobius fasciatus) – AUSTRALIA
Numbat dilidungi lewat serangkain program konservasi dan menjadi simbol Australia Barat. (Foto: cc Wikipedia/Martybugs)
Numbat ini panjangnya hanya 27 cm dan biasanya ditemukan di Australia Barat, di daerah yang sekarang telah dilindungi.
Dulunya mereka biasa ditemukan di banyak wilayah Australia Selatan, namun sekarang hanya tinggal ada di beberapa koloni saja dan masuk dalam daftar binatang yang harus dlindungi.
Musuh utama mereka adalah serigala dan kucing, dan juga dari alam seperti kebakaran semak-semak dan berkurangnya habitat alam.
Pengembalian mereka ke habitat tanpa serigala dimulai di tahun 1980, dan sejauh ini berhasil meningkatkan populasi.
Numbat atau dikenal juga dengan nama Walpurti hanya makan serangga. Numbat dewasa bisa memakan sekitar 20 ribu serangga setiap harinya.
Kanguru pohon (Dendrolagus) – PASIFIK, AUSTRALIA
Kanguru pohon melahirkan anak di atas pohon selama musim hujan. (Foto: ABC Licensed/Robert Herrick)
Binatang cantik ini hidup di hutan tropis di Papua Nugini dan Queensland bagian Utara. Karena tinggalnya di atas pepohonan, mereka susah dilihat dan para peneliti yang meneliti mereka jarang bisa menemukan binatang tersebut.
Ada 15 jenis kanguru pohon ini yang biasanya beranak di atas pohon selama musim hujan, beranak satu per tahun.
Bayi kanguru ini akan menghabiskan 275 hari di kantung induknya, disusul dengan masa menyusui selama 240 hari, salah satu masa terpanjang dalam masa pendewasaan.
Hanya sedikit sekali kanguru pohon yang tinggal di daerah yang dilindungi sehingga perburuan, predator dan turunnya kualitas habitat membahayakan keberadaan mereka.
Pygmy tarsier (Tarsius pumilus) – INDONESIA
Tarsius pumilus ini semula diduga sudah punah. (Foto: cc Wikipedia/mtoz)
Binatang kecil ini bisa melompat 40 kali lebih tinggi dari panjang tubuhnya, dan kepalanya bisa berputar 180 derajat. Mata Tarsius ini tidak bisa bergerak, dan lebih besar dari perutnya.
Semula binatang ini diduga telah punah karena sudah tidak terlihat sejak tahun 1920-an. Namun binatang yang beratnya hanya 60 gram tersebut baru-baru ini ditemukan di hutan Sulawesi, mengakhiri perburuan yang sudah dilakukan selama delapan tahun untuk mencari mereka.
Dua jantan dan satu betina secara tidak sengaja ditemukan ketika dipasang jebakan untuk tikus. Yang keempat ditangkap namun lepas lagi.
Sekarang semuanya dipasang chip pemantau, sehingga para peneliti bisa mengikuti jejak mereka.
Panda merah (Ailurus fuglens) – TIONGKOK, MYANMAR, INDIA
Di Tiongkok, panda merah diburu untuk diambil bulunya. (Foto: cc Wikipedia/marshmallowbunnywabbit)
Panda merah sedikit lebih besar dari kucing dan membuat suara seperti siulan untuk berkomunikasi. Sama seperti panda besar yang biasa kita kenal, panda merah ini hanya menyantap daun bambu.
Ada panda merah yang hidup sampai 15 tahun, namun rerata usianya adalah antara 8-10 tahun. Populasinya semakin berkurang, dan ancamannya antara lain karena perburuan, kehilangan habitat, dan susahnya mereka berkembang biak.
Di Tiongkok, panda merah diburu untuk bulunya, yang dibuat untuk menjadi topi yang harganya mahal.
Loris (Nyticebus pygmaeus) – BANGLADESH, INDIA, FILIPINA, TIONGKOK
Loris memiliki racun untuk menyerang musuhnya yang disimpan di kantong di bahunya. (Foto: cc Wikipedia/grolltech)
Loris ini banyak ditemukan di Bangladesh, India, Filipina dan Tiongkok, di mana binatang ini juga banyak diburu karena untuk dijadikan binatang piaraan, dan juga terus berkurangnya area hutan. Dari lima spesies yang ada, hampir semuanya hampir punah. (australiaplus.com)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...