Erdogan Ancam Lepaskan Pengungsi Suriah ke Eropa
ANKARA, SATUHARAPAN.COM-Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengancam akan mengizinkan para pengungsi melakukan perjalanan ke Eropa dari Turki yang katanya tidak dapat lagi menangani gelombang baru orang-orang yang melarikan diri dari Suriah yang dilanda perang.
Presiden Turki mengatakan bahwa sekitar empat juta orang bergerak menuju perbatasan Turki untuk melarikan diri dari kekerasan di Suriah dan 1,5 juta warga Suriah sudah berada di perbatasan, menurut laporan media setempat Daily Sabah, Sabtu (29/2).
Dia mengatakan bahwa Uni Eropa tidak menepati janjinya mengalokasikan 25 juta euro untuk berbagi beban keuangan i bagpara pengungsi di Turki. Presiden mengatakan dia telah mengusulkan pada Kanselir Jerman, Angela Merkel, mengirim 100 juta euro jika Eropa menerima pengungsi.
"Kami tidak bisa menangani masuknya pengungsi baru, tetapi kami juga tidak bisa membiarkan orang-orang itu bergantung pada rezim (Suriah, Bashar) al-Assad," kata Erdogan.
"Apa yang kita lakukan kemarin (hari Jumat (28/2)? Kami membuka pintu," kata Erdogan di Istanbul dalam komentar pertamanya setelah eskalasi bentrokan antara pasukan Turki dan rezim di Suriah di utara pada hari Kamis (27/2). "Kami tidak akan menutup pintu itu... Kenapa? Karena Uni Eropa harus menepati janjinya."
Pemimpin Turki itu juga mengatakan bahwa 18.000 migran telah berkumpul di perbatasan Turki dengan Eropa sejak hari Jumat (28/2), dan menambahkan bahwa jumlahnya bisa mencapai 30.000 pada hari Sabtu (29/2).
Tak lama setelah pembunuhan terhadap 36 tentara Turki dalam serangan udara di Idlib, di Suriah utara, seorang pejabat senior Turki mengatakan bahwa Ankara tidak akan lagi menutup gerbang perbatasannya bagi para pengungsi yang berusaha pergi ke Eropa.
Polisi Turki, penjaga pantai dan pejabat keamanan perbatasan telah diperintahkan untuk mundur setelah serangan itu, untuk mengantisipasi kedatangan para pengungsi dari Idlib, Suriah di mana hampir satu juta orang telah terlantar.
Sementara itu, dilaporkan bahwa polisi Yunani menembakkan gas air mata ke arah para migran yang berkumpul di perbatasannya dengan Turki dan menuntut pintu masuk. Pemerintah Yunani menegaskan kembali tekadnya untuk mengusir para migran.
"Pemerintah akan melakukan apa pun untuk melindungi perbatasannya," kata juru bicara pemerintah Yunani, Stelios Petsas. Dia menambahkan bahwa dalam 24 jam terakhir pihak berwenang Yunani telah mencegah 4.000 orang yang berupaya menyeberang ke Yunani.
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...