Erdogan Tolak Kritik Rencana Ubah Hagia Sophia Sebagai Masjid
ANKARA, SATUHARAPAN.COM-Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menolak kritik atas kesediaannya untuk mengubah landmark Hagia Sophia yang terkenal di Istanbul menjadi sebuah masjid, meskipun ada kekhawatiran internasional dan domestik.
"Tuduhan terhadap negara kami atas Hagia Sophia adalah serangan langsung terhadap hak kami untuk kedaulatan," kata Erdogan, hari Jumat (3/7).
Pengadilan tinggi Turki sedang mempertimbangkan apakah situs lambang dan bekas katedral dapat dirancang ulang sebagai masjid. Hal itu mendorong Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, pada hari Rabu (1/7) mendesak Turki agar menjaga situs tersebut dalam status saat ini sebagai museum.
Dewan Negara bertemu pada hari Kamis (2/7) untuk mengevaluasi kasus yang dibawa oleh asosiasi untuk mengubah status museum itu. Pengadilan, yang dikenal sebagai Danistay dalam bahasa Turki, harus mengumumkan keputusannya dalam waktu 15 hari.
Hagia Sophia pertama kali dibangun sebagai katedral pada Kekaisaran Bizantium Kristen pada abad keenam, tetapi diubah menjadi masjid setelah penaklukan oleh Kekaisaran Ottoman atas Konstantinopel pada tahun 1453.
Mengubahnya menjadi museum adalah reformasi kunci dari otoritas pasca Ottoman di bawah pendiri republik Turki modern, Mustafa Kemal Ataturk.
Tetapi seruan agar masjid itu berfungsi lagi sebagai sebuah masjid telah menimbulkan kemarahan di antara orang-orang Kristen dan ketegangan antara musuh-musuh bersejarah dan sekutu NATO, Ankara dan Athena, yang secara dekat memonitor warisan Bizantium di Turki itu.
Erdogan mengatakan tahun lalu bahwa merupakan "kesalahan yang sangat besar" untuk mengubah Hagia Sophia menjadi museum.
Kementerian Luar Negeri Prancis mengatakan pada hari Kamis bahwa museum Hagia Sophia abad keenam yang awalnya dibangun sebagai katedral Kristen di Istanbul harus tetap terbuka untuk semua.
"Simbol toleransi dan keragaman, tempat ini harus tetap terbuka untuk semua," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Prancis.
Seruan Prancis datang setelah kepala spiritual Kristen Ortodoks dunia memperingatkan bahwa mengubah Hagia Sophia abad ke-6 di Istanbul kembali ke masjid akan menabur perpecahan.
Hagia Sophia adalah Situs Warisan Dunia UNESCO yang merupakan inti dari Kerajaan Bizantium Kristen dan Kekaisaran Ottoman Muslim, dan hari ini adalah salah satu monumen yang paling banyak dikunjungi di Turki. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...