Erdogan: Turki Tidak Lagi Mengharapkan Bergabung dengan Uni Eropa
ANKARA, SATUHARAPAN.COM-Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengatakan pada hari Minggu (1/10) bahwa negaranya “tidak lagi mengharapkan apa pun dari Uni Eropa, yang telah membuat kita menunggu selama 40 tahun.”
“Kami telah menepati semua janji yang telah kami buat kepada UE, namun mereka hampir tidak menepati satu pun janji mereka,” katanya sebelum sidang perdana parlemen.
Presiden menambahkan bahwa dia tidak akan “menoleransi tuntutan atau ketentuan baru apa pun dalam proses aksesi” bagi negaranya untuk bergabung dengan blok tersebut.
Kemarahan Erdogan juga berasal dari keputusan Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa (ECHR) pada hari Kamis (28/9) yang mengecam Turki karena menghukum seorang guru setelah percobaan kudeta tahun 2016 dengan alasan bahwa ia telah mengunduh aplikasi pesan terenkripsi yang terkait dengan para tersangka komplotan.
Putusan bahwa hak-hak Yuksel Yalcinkaya telah dilanggar dapat menjadi preseden yang signifikan, dengan ribuan kasus serupa menunggu keputusan di pengadilan yang berbasis di Strasbourg.
Turki menyalahkan kelompok yang dipimpin oleh ulama Islam, Fethullah Gulen, yang berbasis di Amerika Serikat sebagai dalang di balik upaya gagal untuk menggulingkan Erdogan, dan menuduh bahwa aplikasi perpesanan bernama ByLock digunakan untuk mengoordinasikan rencana tersebut.
Erdogan mengatakan pada hari Minggu bahwa “keputusan ECHR adalah sebuah pukulan yang mematahkan punggung unta.”
“(Turki) tidak akan mundur dalam perjuangannya melawan kelompok pengkhianat ini,” katanya. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...