Erick Thohir: Sisa Saldo Piala Presiden 2015 Rp 1,5 M
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pemilik Mahaka Sports, Erick Thohir, melaporkan bahwa pelaksanaan turnamen sepak bola, Piala Presiden 2015, sukses mendatangkan keuntungan. Dana yang tersisa adalah sekitar 1,5 miliar rupiah.
"Alhamdulillah masih ada sisa dana 1,5 miliar rupiah lebih dari total 45 miliar rupiah," kata Erick usai melaporkan kondisi keuangan Piala Presiden 2015 kepada Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, hari Selasa (5/1).
Dia mengungkapkan, sisa dana itu sudah dipotong untuk pembayaran pajak penghasilan hingga pajak pertambahan nilai yang jumlahnya mencapai 6 miliar rupiah. Menurut Erick, belum ada keputusan untuk penggunaan sisa dana tersebut. Namun, Presiden Jokowi ingin kembali turnamen serupa agar sisa dana tersebut dapat digunakan.
Mahaka Sports selaku panitia penyelenggara Piala Presiden juga menggandeng lembaga akuntan publik, Price Waterhouse Cooper (PWC) untuk mengaudit keuangan Piala Presiden 2015.
"Saya rasa hasilnya (Presiden) senang karena memang baik dan secara audit juga transparan dan terbuka kan? Laporan ini juga ada di Setneg nanti silakan saja," ujarnya.
Hasil Audit: WTP
Sementara itu, Ketua Panitia Pengarah Piala Presiden, Maruarar Sirait, yang ikut bersama Erick menemui Presiden Jokowi, melaporkan sejumlah hal lain seperti transparansi keuangan, fairplay, pencarian bibit unggul pesepak bola, menggerakkan ekonomi rakyat, hingga industri hiburan terkait sepak bola.
"Hasil auditnya wajar tanpa pengeculian, yang diaudit uang masuk, uang keluar dan kasnya. Jadi masih ada saldo," kata Ara.
Soal fairplay, ia menyebutkan Presiden minta agar dipertahankan dan ditingkatkan. "Harus dipertahankan agar tidak ada pengaturan score, wasitnya tegas, tidak bisa dibeli dan ditekan. Itu harus dipertahankan ke depan," kata politikus Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan itu.
Ia menyebutkan Piala Presiden 2015 juga bisa menjadi ajang prestasi untuk menemukan bibit unggul. Selain itu juga untuk menggerakkan ekonomi rakyat karena banyak pedagang kaki lima, asongan, hotel, restoran dan transportasi terutama di daerah tempat pelaksanaan pertandingan.
"Laporan dari stasiun televisi yang menyiarkan juga ada rating yang tinggi sekali sehingga bisa menjadi industri olahraga yang berkualitas dengan menjunjung sportivitas," katanya.
Editor : Bayu Probo
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...