ESA: Satelit Sains Eropa Kembali ke Atmostfer dan Sebagian Hancur
PARIS, SATUHARAPAN.COM - Sebuah satelit sains yang mengukur medan gravitasi bumi masuk kembali ke atmosfer pada Minggu (10/11) malam dan sebagian besar hancur seperti yang diperkirakan, kata European Space Agency (Badan Antariksa Eropa/ESA), Senin (11/11).
Seperti yang diperkirakan, 25 persen dari satelit GOCE seberat satu ton mencapai permukaan Bumi, kata pernyataan ESA, tapi tidak merusak properti. Pihaknya tidak mengatakan di mana fragmen tersebut jatuh.
GOCE merupakan satu-satunya fraksi kecil dari 100-150 ton objek angkasa yang dibuat manusia yang masuk kembali ke atmosfer Bumi setiap tahunnya, kata Heiner Klinkard, kepala kantor ruang angkasa ESA.
Dalam 56 tahun penerbangan antariksa hingga hari ini, sekitar 15.000 ton objek angkasa buatan manusia masuk kembali ke atmosfer tanpa menyebabkan seorang pun terluka.
Para ilmuwan memperdiksikan bahwa beberapa puluh fragmen GOCE, total sekitar 200 kilogram (440 pounds) seberat mesin mobil akan bertahan saat melakukan kontak dengan atmosfer.
Satelit Gravity Ocean Circulation Explorer (GOCE) ditempatkan di orbit pada 2009 dalam sebuah misi untuk mengawasi berbagai tingkat gravitasi dan permukaan laut.
Misi tersebut berakhir ketika kehabisan bahan bakar pada 21 Oktober, meninggalkannya tanpa daya untuk dapat bertahan pada ketinggian di orbit rendah, tempat yang masih memiliki sisa molekul udara.
GOCE diluncurkan pada Maret 2009 pada ketinggian 260 kilometer kemudian diturunkan menjadi 224km yang terendah untuk sebuah satelit penelitian. (AFP)
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...