Ethiopia Belajar Harmoni dan Keberagaman dari Indonesia
ADDIS ABABA, ETHIOPIA, SATUHARAPAN.COM – Ethiopia ingin belajar dari Indonesia, dalam hal menjaga keharmonisan dan mendorong kemajuan bangsa dan negara ditengah masyarakat yang beragam. Indonesia dan Ethiopia sama-sama memiliki keberagaman suku, etnis dan agama. Namun, Indonesia dipandang sebagai negara yang telah sukses dan lebih maju dalam merawat dan mengembangkan kehidupan yang harmonis ditengah keberagam tersebut, sehingga Indonesia menjadi tempat belajar yang sangat tepat bagi banyak bangsa dan negara di dunia.
Hal itu dikatakan Zerihun Degu (Pastor), Sekretaris Jenderal Inter-Religious Council of Ethiopia (IRCE), dan Hulluf Weldsilassie, Deputi Sekretaris Jenderal IRCE kepada Al Busyra Basnur, Duta Besar RI untuk Ethiopia, Djibouti dan African Union – organisasi 55 negara Afrika, di markas IRCE Addis Ababa, Senin (1/4).
Duta Besar Al Busyra Basnur berada di kantor IRCE, dalam rangka memperkenalkan diri sebagai Duta Besar RI yang baru dan mendiskusikan program-program kerjasama yang akan diselenggarakan Indonesia-Ethiopia.
Lebih lanjut, Zerihun dan Hulluf menyampaikan keinginan yang kuat untuk mengirimkan tokoh agama dan akademisi keagamaan Ethiopia ke Indonesia, untuk meningkatkan people to people contact dan mencari tahu cara-cara Indonesia menjaga keharmonisan ditengah keberagaman masyarakat.
Penduduk Ethiopia yang berjumlah 108 juta jiwa, kedua terbesar di Afrika, memeluk Kristen Orthodox 43,4 persen, Muslim 33,9 persen, Protestan 18,5 persen dan Katolik 0,7 persen.
IRCE, sebuah organisasi yang didirikan tahun 2010, bertujuan untuk meningkatkan pemahaman, pengetahuan dan kerja sama dikalangan masyarakat yang berbeda agama dan kepercayaan bagi kemajuan dan pembangunan bangsa dan negara.
Anggota IRCE terdiri dari 7 institusi keagamaan, yaitu Ethiopian Orthodox Church (EOC), Ethiopian Islamic Affairs Supreme Council (EIASC), The Ethiopian Catholic Church (ECC), The Evangelical Churces Fellowshiop of Ethiopia (ECFE), The Ethiopian Seventh Day Adventist Church (SDAC), The Ethiopian Evangelical Church Mekane Yesus (EECMY) dan Ethiopian Kale Hiwot Churches (EKHC). IRCE memiliki kantor cabang di seluruh Ethiopia.
Menanggapi keinginan IRCE tersebut, Duta Besar Al Busyra Basnur menyambut baik keinginan Ethiopia. Duta Besar Al Busyra Basnur juga menjelaskan mengenai perkembangan terakhir di Indonesia, dan berbagai program pemerintah yang berkaitan dengan kerukunan kehidupan antar umat agama serta bagaimana pemerintah mendorong kehidupan harmoni dalam keberagaman tersebut.
Pada kesempatan tersebut, Duta Besar Al Busyra Basnur juga menyampaikan bahwa harmoni dan keberagaman itu menjadi salah satu kekuatan dan modal diplomasi Indonesia.
Ditambahkannya, bahwa pada tahun 2011, untuk pertama kali Indonesia dan Ethiopia menyelenggarakan kegiatan Dialog Lintas Agama (Interfaith Dialogue) di Indonesia. Diharapkan tahun depan, untuk kedua kalinya Dialog Lintas Agama dapat diselenggarakan di Ethiopia. Saat ini Indonesia telah menyelenggarana Dialog Lintas Agama bilateral dengan 32 negara. (PR)
Editor : Melki Pangaribuan
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...