Eurico: Tidak Ada Lagi Dendam dengan Kopassus
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Wakil Panglima Milisi pro-Indonesia di Timor Leste Eurico Gunteres yang direkrut oleh militer Indonesia mengatakan bahwa tidak ada lagi dendam antara dirinya dengan Kopassus. Bahkan udah mengubur dalam-dalam benih permusuhan itu dari dalam hatinya.
“Memang kalau kita bicara lagi tentang Kopassus bagaimana yang sudah-sudah semua sudah selesai kita tidak ada dendam tidak marah semua itu baik-baik saja,” kata Eurico saat menghadiri HUT Kopassus ke- 63 di lapangan Mako Kopassus Cijantung Jakarta Timur, Rabu (29/4).
Menurutnya perang yang terjadi di tanah waktu itu lepas dari kebijakan pemerintah, namun dia memilih tetap berada di pangkuan NKRI meski banyak saudara dan koleganya memilih merdeka.
"Tapi karena keputusan sudah terjadi ya sudah selesai. Dan sekarang tinggal bagaimana kita saling menghormati, saling menghargai satu sama lain, tapi tidak melupakan yang dulu telah terjadi dan jangan dijadikan alasan untuk bersatu,” kata dia.
Eurico berharap agar acara ini HUT Kopassus ini dijadikan sarana komunikasi untuk saling mendekatkan diri dan bersilaturahmi.
"Saya inginkan dua komunitas itu yang dulu berseberangan bisa di pertemukan dengan baik sesuai dengan rekomendasi KKP pada waktu itu, apa yang inginkan oleh pemerintah dan Timur Leste untuk menujukan sebuah konsolidasi untuk menuju perdamaian itu," ujar dia.
Eurico mengatakan sekarang bagaimana pemerintah untuk mendorong dan semua sudah paling menerima saling menghargai bahwa urusan politik mereka untuk merdeka memisahkan diri dari Indonesia adalah hak politik yang harus dihargain.
“Kita hormati begitu juga, sebaliknya memutuskan tetap dengan Indonesia itu hak politik yang harus dihargai dan dihormati semua pihak konsolidasi itu tetap jalan seperti pemimpin-pemimpin kita mengatakan kita boleh bersebrangan kita boleh beda pendapat boleh beda pilihan tapi jangan sampai bercerai,” kata dia
Eurico pernah menjadi salah satu tokoh perlawanan Timor Leste sebelum menyatakan diri setiap pada NKRI.
Pria bernama lengkap Eurico Barros Gomes Guterres sempat ditangkap aparat keamanan Indonesia dengan tuduhan pengkhianatan, yakni berencana membunuh Presiden Soeharto saat mengunjungi Dili, Timor Timur. Ternyata, penangkapan itu mengubah pendiriannya menjadi pro-Indonesia.
Editor : Bayu Probo
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...