Evert: Sharapova Sulit Dapat Simpati karena Tertutup
WASHINGTON D.C, SATUHARAPAN.COM – Petenis putri senior Amerika Serikat (AS), Christine Marie Evert atau yang biasa disapa Chris Evert menyatakan dia tidak heran tentang petenis tunggal putri Rusia, Maria Sharapova malah lebih banyak mendapat cemoohan dalam kasus doping yang menimpanya karena, menurut Evert, Sharapova memiliki sifat tertutup.
“Sulit saya berpendapat tentang dia, karena Maria Sharapova selalu mengisolasi dirinya, dari pemain (tenis, red) lain,” kata Evert saat menjadi komentator dalam sebuah pertandingan tenis, seperti diberitakan tennisworldusa.org, hari Jumat (8/4).
Evert mengemukakan akibat ketertutupan tersebut membuat banyak petenis lain sulit bersimpati atas sanksi yang diterima petenis putri Rusia tersebut.
“Saya pikir banyak orang bungkam mengenai dia sekarang. Atau banyak orang bereaksi beragam terhadap dia, bisa jadi shock atau apakah mereka tidak ingin terlibat apalagi berkomentar tentang hal itu (kasus doping Sharapova, red),” kata Evert.
Komentar negatif datang dari petenis tunggal putri andalan Slovakia, Dominika Cibulkova yang menganggap Sharapova pantas dibenci karena angkuh.
“Saya hanya akan mengatakan saya tidak menyesal sama sekali untuk (kasus dan sanksi, red) Sharapova, saya tidak merindukannya di turnamen apapun. Dia orang yang tidak disukai,” kata Cibulkova seperti diberitakan tennisworldusa.org, hari Kamis (7/4).
“Dia arogan, sombong dan dingin. Ketika saya duduk di sampingnya di ruang ganti, dia bahkan tidak menyapa,” kata Cilbukova.
Dalam peringkat Asosiasi Tenis Wanita (WTA), Sharapova saat ini masih berada di ranking kesembilan dengan 3432 poin, sementara Cibulkova berada di urutan ke-53 dengan 1076 poin.
Sanksi Sharapova
Setelah Sharapova menggelar konferensi pers tentang dirinya yang positif mengkonsumsi zat yang dikategorikan doping – Meldonium – hari Senin (7/3) di Los Angeles, Amerika Serikat, dukungan dari penggemar di media sosial mengalir bagi mantan kekasih personil Maroon 5, Adam Levine tersebut.
Petenis Putri Rusia yang membuat pengakuan diri positif menggunakan zat mengandung doping, Maria Sharapova, mendapat berbagai kritikan dari beberapa olahragawan, namun pada sisi lain ada beberapa pihak yang mendukungnya.
Jennifer Capriati, mantan petenis putri Amerika Serikat (AS) di era 2000-an, naik pitam menyimak perkembangan tentang doping yang diakui oleh petenis putri Rusia tersebut.
“Saya heran dengan pengakuan itu. Tidak ada alasan untuk petenis yang punya nama besar seperti dia tidak mengetahui obat yang termasuk dalam doping,” kata Capriati seperti diberitakan situs berita ABC, hari Jumat (11/3).
Serangan bertubi-tubi tidak hanya datang dari petenis senior, namun sesama petenis yang tergabung dalam Asosiasi Tenis Wanita (WTA). Agnieszka Radwanska mengatakan kasus yang menyandung Sharapova telah mencoreng asosiasi dan nama baik seluruh petenis putri dunia.
“Seluruh penggemar tenis di dunia menunggu sanksi yang akan diberikan ITF terkait ini," kata Radwanska, seperti diberitakan situs olahraga Inggris, Sky Sports, hari Jumat (11/3).
Petenis putri Republik Cek, Petra Kvitova. Dia menyesalkan sikap Sharapova yang seharusnya paham tentang teknis obat-obatan dalam olahraga, karena Sharapova sudah menjadi panutan masyarakat luas, sehingga dengan kasus tersebut kemungkinan dapat mempermalukan dirinya sendiri. "Ini adalah kesalahan besar dan dia harus mengambil tanggung jawab untuk hal itu," kata Kvitova.
Menurut perhitungan majalah Forbes, Sharapova dalam setahun terakhir mendapatkan 30 juta dolar AS hasil kontrak komersial dari American Express, Avon, Evian, dan Porsche.
“Maria Sharapova berada di bawah kontrak dengan TAG Heuer hingga 31 Desember 2015. Kami sudah ada pembicaraan untuk memperpanjang kerja sama kami,” menurut pernyataan perusahaan seperti diberitakan Forbes beberapa waktu lalu.
Tapi pihaknya menambahkan setelah melihat situasi saat ini, perusahaan jam tangan Swiss tersebut menangguhkan negosiasi dan telah memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak dengan Sharapova.
Badan Anti Doping Dunia, seperti dilansir Independent, pada pertengahan Maret 2016 menyebut Sharapova terancam sanksi dari Federasi Tenis Internasional (ITF) dilarang bertanding maksimal selama empat tahun.
Sejak 1 Januari 2016 Badan Anti-Doping Dunia (WADA) sudah memasukkan obat yang juga dikenal sebagai mildronate itu ke dalam daftar substansi terlarang.
WADA sudah menginformasikan hal tersebut kepada seluruh atlet, tapi Sharapova mengaku lalai dan tidak membaca informasi yang dikirim melalui email tersebut.
Editor : Eben E. Siadari
Risiko 4F dan Gejala Batu Kantung Empedu
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Dokter spesialis bedah subspesialis bedah digestif konsultan RSCM dr. Arn...