Loading...
SAINS
Penulis: Melki 14:29 WIB | Minggu, 09 Juli 2023

Evolusi Iklim Mars

Foto yang dirilis pada 11 Juni 2021 oleh China National Space Administration (CNSA) menunjukkan selfie penjelajah Mars Zhurong pertama di China dengan platform pendaratan. (CNSA/Selebaran melalui Xinhua)

BEIJING, SATUHARAPAN.COM - Temuan terbaru wahana penjelajah (rover) Zhurong di bukit pasir Mars menjelaskan tentang perubahan geologis dan iklim yang dialami planet itu sekitar 400.000 tahun yang lalu, memberikan pengetahuan baru dalam studi evolusi iklim di Mars, ungkap sebuah studi yang dipublikasikan pada Kamis (6/7) di dalam jurnal Nature.

Mars merupakan planet yang paling mirip dengan Bumi dalam tata surya. Studi mengenai evolusi Mars diperkirakan dapat memberikan referensi untuk masa depan Bumi.

Aktivitas sedimen yang ditiup angin merupakan proses geologis paling penting di Mars sejak akhir periode Amazon, karena sedimen-sedimen itu merekam karakteristik lingkungan iklim dan proses perubahan iklim di Mars modern.

Tim peneliti dari Observatorium Astronomi Nasional China (National Astronomical Observatories of China/NAOC), Institut Geologi dan Geofisika serta Institut Penelitian Dataran Tinggi Tibet yang berada di bawah naungan Akademi Ilmu Pengetahuan China, berkolaborasi dengan rekan-rekan mereka di Brown University, Amerika Serikat.

Para peneliti tersebut menggunakan kamera beresolusi tinggi milik wahana pengorbit Tianwen-1 dan kamera-kamera medan maupun multispektral milik wahana penjelajah Zhurong, penganalisis komposisi permukaan, serta alat ukur meteorologis untuk memperoleh data dari permukaan Mars.

Mereka menganalisis arah angin dan umur model absolut bukit pasir Mars di Dataran Utopia bagian selatan di dekat lokasi pendaratan Zhurong dengan mempelajari struktur permukaan dan distribusi frekuensi ukuran kawah tumbukan.

Temuan mereka menunjukkan bahwa kawasan tersebut kemungkinan mengalami perubahan iklim yang ditandai dengan perubahan arah angin sekitar 400.000 tahun yang lalu, bertepatan dengan berakhirnya zaman es di Mars, ujar Li Chunlai, seorang peneliti NAOC, yang memimpin studi tersebut.

Arah angin di kawasan itu bergeser hampir 70 derajat dari timur laut ke barat laut, mengikis bukit pasir barchan yang terang menjadi bukit pasir longitudinal yang gelap, kata Li.

Studi ini memperkirakan bahwa perubahan iklim disebabkan oleh perubahan kemiringan Mars.

Studi tersebut membantu meningkatkan pemahaman kita tentang evolusi iklim Mars, dan dapat memberikan referensi untuk prediksi perubahan iklim Bumi di masa depan, kata Li. Xinhua


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home