Facebook akan Gunakan Tombol ‘Tidak suka’
CALIFORNIA, SATUHARAPAN.COM – Facebook akan mempertimbangkan penggunaan tombol ‘tidak suka’ (dislike) yang disimbolkan dengan gambar jari jempol tangan ke bawah, di setiap postingan di situsnya, sebagaimana disampaikan pendiri Facebook, Mark Zuckerberg.
Dalam sebuah konferensi pers di California, Zuckerberg mengatakan itu salah satu fitur yang paling diminta di jaringan sosial yang dia terima dari para penggunanya. Namun dia masih perlu mencari cara untuk memastikan tombol tersebut tidak disalahgunakan untuk merendahkan tulisan orang.
“Banyak orang berbagi hal-hal di Facebook saat mereka sedih. Seringkali orang merasa sebenarnya mereka tidak ingin menekan tombol ‘suka’ karena itu bukan ekspresi yang sesuai. Maka beberapa orang meminta tombol ‘tidak suka’ karena mereka ingin mengatakan bahwa, 'Hal itu tidak baik untuk diucapkan dan dibaca oleh orang lain.’ Hal yang menurut saya sangat berharga adalah ketika orang bisa mengekspresikan emosi mereka yang sebenarnya, dan bukan yang palsu,” kata Mark Zuckerberg di markas Facebook, California, Jumat (12/12).
Menurut data yang tidak disebutkan sumbernya, Facebook menghasilkan 4,5 miliar “suka" setiap harinya.
“Salah satu hal yang kita sudah rencanakan selama beberapa waktu belakangan ini adalah bagaimana cara yang tepat agar orang dapat dengan mudah mengekspresikan emosi yang lebih luas,” kata Zuckerberg.
Tombol Facebook merupakan suatu metode mengumpulkan data tentang kebiasaan browsing pengguna jaringan sosial. Sistem ini juga mendapat kecaman karena tingginya tanda ‘suka’ palsu ketika suatu merek atau bagian dari postingan seseorang menjadi populer.
Facebook juga mengaku telah pindah browser untuk menghentikan bisnis yang disebut “panen suka”, yakni semacam layanan yang akan memberikan sejumlah besar orang-orang menekan meng-klik tombol ‘suka’ dalam waktu singkat dengan membayarkan harga tertentu. Bisnis semacam ini dilakukan melalui robot otomati.
Sebuah penyelidikan yang dilakukan BBC, pada bulan Juli 2012 BBC mendirikan sebuah perusahaan palsu, dalam waktu tidak lama bisa mendapatkan ribuan ‘suka’, meskipun faktanya bahwa perusahaan yang menjanjikan keuntungan melalui internet itu sudah jelas palsu.
Pada penyelidikan lebih jauh, banyak orang-orang yang meng-klik ’suka’ tampaknya berasal dari akun orang yang tidak nyata, hampir tidak ada satupun ‘suka’ berasal dari tempat-tempat seperti Inggris atau AS, melainkan mayoritas berasal dari tempat-tempat seperti di Filipina.
Pengiklan di Facebook Takut
Chief Executive perusahaan iklan Adludio, Paul Coggins mengatakan setiap metode untuk mengekspresikan perasaan negatif akan cenderung membuat pengiklan takut, padahal keuntungan terbesar dari Facebook berasal dari iklan.
“Facebook perlu menjaga pengiklannya, saya pribadi akan berpikir ulang menaruh iklan di sana, karena sangat tidak mungkin pengiklan akan datang jika ada tombol yang mengatakan ‘tidak suka’ pada produk yang diiklankan itu,” kata Coggins.
Coggins menyarankan tombol lainnya yang lebih tepat digunakan untuk mengekspresikan perasaan penggunanya, daripada langsung menggunakan ‘tidak suka’.
Sementara Guy Phillipson, kepala eksekutif dari Biro Iklan Internet Inggris, mengatakan setuju dengan tombol ‘tidak suka’, menurut dia merek yang diiklankan memang sudah seharusnya mendapat kritik terbuka secara online.
“Jika merek mengiklankan sesuatu yang orang kebanyakan tidak suka, saatnya perusahaan itu introspeksi diri untuk kebaikan mereka. Pengiklan harus tahu lebih banyak tentang keinginan pasar, atau ketika mereka sudah berbicara terlalu jauh setiap dalam iklan mereknya,” kata Phillipson. (bbc.com)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...