Fadli Zon Anggap Polemik Komentar Megawati Tak Bermanfaat
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Wakil Ketua DPR, Fadli Zon, menilai presiden kelima RI, Megawati Soekarnoputri, mempunyai data terkait pembebasan ke-10 warga negara Indonesia (WNI) yang disandera kelompok militan, Abu Sayyaf, karena diberi uang tebusan.
“Iya saya pikir, kalau Bu Mega bicara seperti itu pasti ada datanya bahwa itu tebusan. Tetapi kalau saya tidak ingin apakah ini pakai tebusan atau tidak, yang jelas kita harus mensyukuri bahwa 10 WNI ini sudah selamat, tinggal yang 4 WNI lagi itu bagaimana,” kata Fadli Zon di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, hari Rabu (4/5).
Selain itu, kata Fadli Zon, pemerintah jangan merasa malu untuk menyebutkan bahwa sandera Abu Sayyaf ditebus, sebab, tebusan itu tidak menggunakan dana APBN hanya mengunakan uang perusahaan dimana ABK itu bekerja.
“Menurut saya ditebus pun, ya harganya orang Indonesia kan masih murah, ya memang kalau perlu tebus ya tebus saja, dan tidak perlu kita malu atau takut untuk mengatakan bahwa ini ditebus karena yang nebus juga bukan uang APBN, paling uang perusahaan, tidak ada masalah ditebus pun tidak ada masalah,” kata dia.
“Paling penting outputnya, hasilnya yaitu 10 orang Indonesia bisa selamat, sehingga mereka bisa kembali ke keluarga masing-masing, ketemu anak istri, ketemu keluarga, ayah ibunya yang sangat khawatir, jadi saya kira polemik tebus-menebus ini, itu polemik yang tidak bermanfaat, ini kan hanya karena ada persoalan ada yang mau mengklaim untuk mendapatkan poin sehingga seolah-olah berjasa dan mendapatkan poin, mungkin ini bisa jadi alat kampanye,” kata dia.
Fadli Zon meminta pemerintah segera mengeluarkan travel warning atau peringatan perjalanan terkait dengan maraknya aksi penyanderaan oleh kelompok Abu Sayyaf.
“Pemerintah harus membuat travel warning ,saya dari awal mengatakan begitu ini harus ada travel warning di daerah sekitar itu dan itu disampaikan secara publik. Jangan mendekati wilayah yang berpotensi untuk terjadinya konflik atau penyanderaan dan sebagainya,” kata dia.
Menurut Fadli, travel warning tersebut bisa ditujukan kepada WNI agar menghindari daerah-daerah perairan yang berpotensi terjadi penyanderaan oleh kelompok Abu Sayyaf.
“Supaya warga negara Indonesia tidak mendekati daerah-daerah perairan Filipina di mana telah terjadi penyanderaan terhadap warga negara kita kemarin, seperti di Pulau Tawitawi,”katanya.
Sebelumnya beredar kabar bahwa pembebasan sandera Abu Sayyaf menggunakan uang tebusan. Lalu Megawati memberi komentar seakan membenarkan sinyalemen itu. "Situ kok ngurusin sandera, wong sandera sudah ada yang ngurusi, mending ngurusi ibu-ibu bidan ini. Jelas saja sandera dilepas, wong dibayar, kok," kata Megawati dalam sebuah diskusi berjudul "Mencari Solusi Rekrutmen PNS yang Adil bagi Bidan PTT" di Hotel DoubleTree by Hilton, Jakarta, Senin (2/5).
Istana telah membantah pernyataan itu. Menteri Sekretaris Kabinet, Pramono Anung, mengatakan pembebasan sandera adalah buah dari diplomasi total.
Editor : Eben E. Siadari
Enam Manfaat Minum Air Putih Usai Bangun Tidur
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Terdapat waktu-waktu tertentu di mana seseorang dianjurkan untuk me...