Fahri: Pelemahan Ekonomi karena Tidak Ada Kepastian Hukum
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah menilai melemahnya perekonomian Indonesia dikarenakan tidak adanya kepastian hukum dan upaya untuk membangun kepastiannya secara permanen di Indonesia.
“Saya terus terang sampai sekarang tidak bisa keluar dari anggapan, bahwa sebab melemahnya perekonomian Indonesia adalah karena tidak adanya kepastian hukum dan tidak ada upaya untuk membangun kepastian secara permanen,” kata Fahri Hamzah dalam konferensi pers di Ruang Press Room, Lobby Gedung Nusantara III, Jakarta, hari Selasa (4/8).
Menurut Fahri Hamzah, hukum dibiarkan menjadi sandiwara-sandiwara yang melahirkan ketidakpastian. “Itu menurut saya yang menjadi sebab. Sebab sekarang ini tidak ada yang bisa kita pegang,” katanya.
Di pusat dan di daerah, kata Fahri, para pejabat negara sekarang ini tidak berani mengambil keputusan, sehingga semua janji pemerintah tentang percepatan itu tidak terjadi. “Semua proyek infrastruktur yang dijanjikan itu tetap melambat,” katanya.
“Kalau pak Jokowi kemarin roadshow mengatakan, ‘kita ekspor, kita ekspor’ dan sebagainya. Pertama-tama itu produk lama. Kedua, itu adalah sumber daya alam sebetulnya,” kata politikus dari Partai Keadilan Sejahtera itu.
Dia menjelaskan, kalau dilihat postur dari negara tujuan kirimannya itu adalah uang yang datang dari negara luar guna mengambil kekayaan alam Indonesia, lalu kekayaan alam itu dibawa lari ke negara mereka.
“Kan begitu sebetulnya logikanya. Bukan sebuah karya manufaktur baru yang lahir oleh percepatan perekonomian yang diakibatkan oleh kepercayaan pasar kepada stabilitas kita terutama dalam bidang penegakkan hukum,” katanya.
“Jadi ini subtantifnya, dan harusnya lebih banyak diperhatikan oleh pejabat, oleh opini publik,” katanya.
Fahri Hamzah menyayangkan, bahwa sampai hari ini percakapan-percakapan inti di dalam publik belum mengarah ke sana. Orang masih bicara tentang sandiwara-sandiwara, yang menurut dia, memang sudah seperti drama pertandingan sepak bola, dan lain-lain, tapi tidak merupakan suatu yang subtantif.
“Saya kira ke sana kita mesti menoleh sekarang,” katanya.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...