Fans Apple Ikut Tolak FBI Terkait Enkripsi
BOSTON, SATUHARAPAN.COM - Sekelompok demonstran penggemar Apple berunjuk rasa di luar toko Apple di Boylston Street di Boston, Amerika Serikat, pada hari Selasa malam (23/2).
Kelompok ini memprotes perintah pengadilan yang mengizinkan Federal Bureau of Investigation (FBI) untuk mendapatkan akses Apple supaya membuka enkripsi iPhone yang digunakan oleh pria bersenjata di San Bernardino.
Demonstrasi yang berbasis di Boston ini merupakan bagian dari rangkaian aksi nasional yang dipimpin oleh organisasi the Don’t Break Our iPhones.
"Apple punya hak untuk melawan FBI," kata kelompok tersebut menulis di situsnya sebagaimana dikutip bostonglobe.com, hari Rabu (24/2).
"Kita tidak bisa membiarkan pemerintah untuk mendapatkan backdoor (pintu belakang) iPhone."
Pada halaman Facebook pengunjuk rasa di Boston, 458 orang diundang, 34 mengatakan mereka tertarik, dan 18 merespons sebagai "datang."
Para penggemar Apple juga akan melakukan demonstrasi secara serempak di puluhan kota besar Amerika Serikat. Nantinya, penggemar akan menyuarakan suaranya langsung di depan toko Apple.
Menurut seorang bernama Evan Greer, demonstrasi dilakukan demi privacy dan keamanan pengguna iPhone.
"Orang-orang berkumpul di depan Apple Store karena permintaan FBI kepada Apple bisa membuat kami semua (pengguna iPhone) kurang aman, tidak lagi aman," kata Greer, sebagaimana dikutip dari The Register, hari Rabu (24/2).
"Enkripsi dan teknologi keamanan itu yang mengamankan rumah sakit, bandara, dan fasilitas pengelolaan air kami. Jika kami mengizinkan pemerintah untuk mulai memaksa perusahaan swasta membuat 'lubang' di pertahanan kritis ini, tidak lagi menjadi pertanyaan apabila backdoor akan dimanfaatkan oleh mereka yang ingin membuat kerugian," lanjutnya.
Demonstrasi itu sendiri bakal dilaksanakan di 40 kota sekaligus, termasuk di New York, San Francisco, Chicago, Los Angeles, Boston, dan Palo Alto.
Aksi ini juga akan mampir di markas besar Apple di Cupertino dan kantor besar FBI di Washington DC.
Para demonstran pun sudah menyiapkan berbagai "senjata" untuk aksi ini. Salah satunya adalah dengan membawa banner berbentuk iPhone dengan ukuran jumbo bertuliskan, "Don't break my phone".
Sebelumnya, Hakim Federal telah secara resmi meminta Apple untuk membuat backdoor di iPhone yang diduga milik pelaku serangan teror. Namun, Apple menolak permintaan tersebut. Apple tetap teguh pada prinsip privasi pengguna.
Editor : Eben E. Siadari
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...