Loading...
SAINS
Penulis: Kartika Virgianti 23:34 WIB | Selasa, 24 Desember 2013

Fenomena Cabe-cabean, Basuki: Kalau Tidak Mengganggu Ketertiban Umum Saya Tidak Bisa Melarang

Ilustrasi. (Foto: zug4you.ch)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Setelah tren ‘alay’ dikalangan pelajar atau anak-anak dibawah umur, belakangan muncul fenomena cabe-cabean. Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama menanggapi bahwa selama anak-anak itu tidak mengganggu ketertiban umum, dirinya memang tidak bisa melarang bentuk pergaulan semacam ini.

Sebelumnya, fenomena 'cabe -cabean' merupakan tren pergaulan anak muda yang dianggap tidak lazim dilakukan oleh anak sekolah, melibatkan anak-anak perempuan dibawah umur. Cabe-cabean bisa dicirikan dengan pakaian minim yang dikenakan seperti celana pendek (biasa disebut celana gemes), boncengan motor bertiga atau berempat di jalan-jalan besar, pergaulannya biasanya dilakukan pada tengah malam terutama malam minggu.  

Basuki mengakui dirinya tidak tahu persis seperti apa itu cabe-cabean, yang jelas jika ada yang naik motor tidak pakai helm harus diberi tindakan tegas. “Enggak tahu saya, apa itu cabe-cabean, kalau dia naik motor enggak pakai helm, ya tangkap.” ujar dia di Balai Kota, Senin (23/12).

Selain itu orangtuanya juga harusnya peka, pergaulan seperti apa yang dilakukan oleh anaknya. Jika anaknya salah harus diingatkan menurut Basuki.

Senada dengan yang dituturkan Basuki, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Taufik Yudi Mulyanto menghimbau orangtua dan lingkungan sekitar untuk peduli terhadap anak-anaknya terutama perempuan yang masih duduk di usia sekolah.

“Kita kasih himbauan ke orangtua untuk saling menjaga,” kata Taufik di Jakarta (23/12).

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home