Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 13:47 WIB | Rabu, 25 Mei 2016

Festival Arsitektur Parahyangan 2016, Peduli Permasalahan Kota Bandung

Festival Arsitektur Parahyangan (FAP) 2016. (Foto: unpar.ac.id)

BANDUNG, SATUHARAPAN.COM - Himpunan Mahasiswa Program Studi Arsitektur (HMPSArs) Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) menyelenggarakan Festival Arsitektur Parahyangan (FAP) 2016 pada Sabtu (21/5), di Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat, Bandung. FAP, acara rutin himpunan yang diadakan sejak tahun 2007 dengan mengangkat isu-isu seputar arsitektur dan perkotaan terkini di Bandung itu, tahun ini hadir dengan mengusung tema “Compact City: Reorienting Urban Growth”, seperti dilansir dari situs unpar.ac.id.

Pemilihan tema FAP kali ini didasarkan pada isu yang sedang marak dibahas di negara-negara berkembang dewasa ini, yaitu kepadatan penduduk. Fakta menunjukkan Kota Bandung saat ini terasa berbeda, dan mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Misalnya saja, kawasan perumahan sudah tidak tertata rapi dan kemacetan kian hari semakin parah.

Untuk itu, dari tema besar yang diusung, “Compact City”, ada empat hal yang bisa dipertimbangkan untuk diterapkan dalam pembangunan Kota Bandung, yaitu historical preservation, transit oriented development, open space, dan vertical housing.

Dalam sesi seminar lebih lengkap dijabarkan mengenai permasalahan Kota Bandung berikut solusi-solusi terkait. Penjabaran dibuat semenarik mungkin dengan menggunakan foto-foto dan sketsa arsitektur, yang dipasang di stand pameran.

Pada sesi petunjukan musik, ditampilkan sebelas band lokal, termasuk beberapa di dalamnya band yang berasal dari mahasiswa Unpar. Sejumlah performers yang turut memeriahkan acara FAP 2016 di antaranya, Dried Cassava, Sajama Cut, Rumahsakit, Kommunal, Samanars, dan Komunitas Parkour Bandung. Menambah kenyamanan pengunjung, disediakan juga 20 stand pameran barang lokal yang kualitasnya tidak diragukan lagi.

Arthur Elmund, Ketua Pelaksana FAP 2016, mengaku senang akan banyaknya respons positif dari pengunjung. “Semoga FAP tahun-tahun selanjutnya bisa tetap menampilkan dan mengangkat isu arsitektural, yang berdampak positif pada masyarakat umum, dengan pengemasan yang menarik dan bermanfaaat sesuai dengan perkembangan zaman sekarang dan nanti. Semoga acara FAP selanjutnya juga bisa lebih meriah dan lebih baik lagi,” katanya.

Diharapkan melalui FAP 2016, generasi muda khususnya mahasiswa dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat akan permasalahan yang ada di kota Bandung demi peningkatan kualitas hidup masyarakat yang lebih baik.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home