FFDIS Perluas Isu Difabilitas dalam Film
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Festival Film Disabilitas (FFDIS) kembali digelar untuk kedua kalinya di Yogyakarta.
Festival ini merupakan upaya yang membawa penderita disabilitas sebagai isu arus utama di Indonesia.
"Tujuannya untuk memperluas isu disabilitas sekaligus menjaring input kritik atas karya film tersebut," katanya.
"Sejumlah karya film yang mengangkat tema disabilitas itu cukup membantu memberi pandangan tentang kehidupan para penderita disabilitas di Indonesia, tentu dalam sudut pandang yang beragam," kata Direktur FFDIS Pambudi pada Minggu (4/1).
Ia mengatakan FFDIS edisi kedua (FFDIS) kali ini menampilkan kategori film dokumenter dan juga film fiksi yang diperlombakan.
Terdapat 29 karya film, baik dokumenter maupun fiksi turut serta memeriahkan FFDIS.
"Yang menarik, beberapa film itu adalah karya pelajar dari berbagai SMU/SMK di Indonesia," kata dia.
Karya film di FFDIS, kata dia, bisa dimanfaatkan untuk membantu kampanye pemenuhan hak-hak kelompok penderita disabilitas di Indonesia.
"Beberapa film, khususnya kategori film fiksi, masih menjadikan penderita disabilitas hanya sebagai objek film dan terkesan sangat mendramatisir. Namun demikian, penyelenggara FFDIS sangat mengapresiasi karya-karya film tersebut sebagai cara baru mendekatkan isu disabilitas pada publik," katanya.
Beragam Cara Pandang
Pambudi mengatakan ada beragam cara pandang terhadap penderita disabilitas dalam film yang sertakan di FFDIS. Hal itu menunjukkan representasi pandangan masyarakat secara terhadap penderita disabilitas yang masih menjadikan penderita disabilitas sebagai entitas yang berbeda.
Beragam film tentang disabilitas sendiri sengaja diputar di berbagai kota sebelum digelarnya acara penganugerahan dalam FFDIS.
Penyelenggara FFDIS bekerja sama dengan berbagai komunitas film di berbagai kota seperti di Yogyakarta, Bandung, dan Jakarta.
Pada Rabu (7/1), FFDIS akan menggelar malam penganugerahan atas karya film yang diikutkan dalam FFDIS di Lembaga Indonesia Prancis (LIP) Yogyakarta mulai pukul 19.00 WIB.
Sejumlah pihak penentu kebijakan dan aktivis penderita disabilitas rencananya akan hadir untuk terlibat dalam acara talk show untuk mendiskusikan aksesibilitas publik bagi penderita disabilitas di Indonesia. (Ant)
Editor : Bayu Probo
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...