FIFA Bahas Diskriminasi dengan PBB
JENEWA, SATUHARAPAN.COM – FIFA selaku otoritas tertinggi sepakbola dunia akan mengajukan daftar negara yang berada dalam masalah rasisme di dunia olahraga. Tokyo Sexwale selaku delegasi FIFA yang hadir dalam diskusi terbatas dengan PBB di Jenewa pada Senin (7/10) mengatakan saat ini penting untuk menetapkan barometer global bagi badan sepak bola dunia itu untuk mengatasi masalah rasisme di lapangan hijau.
“Apabila ada parameter yang jelas, maka masyarakat akan paham bahwa aksi diskriminasi di lapangan hijau (rasisme) yang dilakukan rekan anda di lapangan hijau, maka itu akan menjatuhkan harga diri dan martabat anda dan negara anda,” kata Sexwale.
Tokyo Sexwale mengatakan bahwa penting untuk mendiskusikan ini tidak hanya dengan FIFA, tetapi dengan organisasi setingkat PBB, tetapi juga tetap membawa contoh nyata. Tokyo Sexwale mengatakan bahwa kerja sama tersebut akan menggandeng Yayasan Nelson Mandela.
Sexwale mengatakan bahwa saat ini pertemuan akan diadakan FIFA pada awal 2014.
Sexwale mengatakan tatkala program ini berjalan dengan baik maka akan dilaporkan kembali ke PBB.
Pihaknya akan berkomitmen akan membuat kesepakatan bersama bahwa tindakan anti rasisme akan dibuat piagam bersama yang berisi komitmen untuk menolak rasisme di olahraga.
Sexwale menyebut contoh rasisme yang paling mudah dijumpai dalam sepakbola saat ini yakni Luis Suarez, Liverpool, yang mengumpat kepada Patrice Evra (Manchester United) pada pertandingan Liga Inggris musim lalu.
“Suarez adalah pria yang diidolakan banyak orang, karena dia berada dalam tim yang saya sukai, tetapi saya tidak suka kalau dia menghina orang lain seperti itu,” kata Sexwale.
Wakil Presiden FIFA yang hadir dalam sesi tersebut mengakui bahwa tindakan melawan rasisme merupakan salah satu agenda FIFA.
“Tindakan rasisme saat ini membuat kita sulit untuk populer pada dunia sepakbola,” kata Platini.
Platini mengatakan rasisme dan pemberian sanksi berupa tanpa penonton yang akan diterapkan kepada AC Milan saat melawan Udinese hanyalah salah satu contoh. AC Milan dikenai sanksi oleh Otoritas Sepakbola Italia (FIGC), karena pada saat Juventus vs AC Milan (7/10) dini hari terdengar suporter AC Milan yang melantunkan lagu bernada diskriminasi dan rasisme.
“Kami melakukannya karena itu adalah hal yang tepat untuk dilakukan, karena sepak bola adalah pertandingan yang lebih terbuka untuk keragaman dari seluruh masyarakat,” kata Platini. (latimes.com/fifa.com)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Mencegah Kebotakan di Usia 30an
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Rambut rontok, terutama di usia muda, bisa menjadi hal yang membuat frust...