Film NAY Raih NETPAC Award
Jogja Netpac Asian Film Festival ke-10, 2015
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) 10th yang berlangsung sejak 1 Desember 2015 dengan mengusung tema [be]coming, pada hari Minggu (6/12) malam ditutup oleh Drs. Umar Priyomo. M.Pd., Kepala Dinas Kebudayaan DI Yogyakarta mewakili Gubernur DIY di pelataran Taman Budaya Yogyakarta (TBY).
Dalam sambutannya Umar Priyono berharap JAFF di masa datang bisa memberikan kontribusi bagi perkembangan film Asia maupun dunia.
JAFF 2015 memanfaatkan sejumah lokasi terpisah di Yogyakarta sebagai tempat pemutaran film maupun diskusi. Sebanyak 159 film panjang dan pendek dari 23 negara di Asia diputar di Empire XXI Urip Sumoharjo, Bentara Budaya, LIP-IFI Jogja, Loop Station, dan Taman Budaya Yogyakarta.
Direktur Eksekutif JAFF Ifa Isfansyah menjelaskan, animo penonton dari tahun ke tahun terlebih dalam tiga tahun terakhir mengalami peningkatan yang menggembirakan. Hingga hari Sabtu (5/12) jumlah tiket terjual mencapai 7.500-an diluar pemutaran film open air di beberapa tempat serta tamu undangan.
NAY Raih Penyutradaraan Terbaik
Pada malam penutupan JAFF 2015 diberikan beberapa penghargaan atas pencapaian karya maupun individu. Life achievement award diberikan kepada Gotot Prakosa (almarhum) atas peran pentingnya yang seolah tidak tercatat dalam dunia perfilman Indonesia terutama untuk film pendek, animasi, serta film eksperimental. Budi Irawanto, direktur JAFF yang menyerahkan penghargaan menyebut penghargaan tersebut sebagai penghargaan anumerta (Post-life achievement award).
Film Cambodian Son (Kamboja) yang disutradari Masahiro Sugano meraih Golden Hanoman award untuk film Asia terbaik pertama melalui penjurian dalam program Asian Feature. Sementara Silver Hanoman award diraih SWAP (Filipina) karya sutradara Remton Siega Zuasola.
Djenar Maesa Ayu yang sebelumnya telah merilis film Mereka Bilang Saya Monyet dan Saia melalui film terbarunya NAY meraih penghargaan NETPAC Award yang diberikan oleh Network for the Promotion of Asian Cinema (NETPAC) sebagai bentuk apresiasi terhadap karya sutradara Asia yang memberikan kontribusi sinematik yang dinilai penting bagi gerakan sinema baru Asia.
Nay berkisah tentang Nayla Kinara (diperankan Sha Ine Febrianti), seorang artis yang di tengah usahanya meniti karier diterpa masalah pribadi yang serius dalam urusan percintaannya. Selain tema yang menarik, film Nay menawarkan hal yang baru: hanya ada satu pemain dan pengambilan adegan dengan setting di mobil dan jalan raya
Dalam sambutannya saat menerima penghargaan Djenar mengatakan, " (Masalah yang dihadapi dalam) hidup bukan untuk mencari perhatian, namun untuk melanjutkan kehidupan (itu sendiri). Karya ini saya dedikasikan untuk mereka yang mengalami pelecehan seksual. Bersuaralah. Berbicaralah. Masih banyak telinga yang (mau) mendengarkan dan (mau) membantu."
Garin Nugroho, presiden JAFF yang menyerahkan langsung NETPAC award dalam sambutannya menjelaskan bahwa JAFF sejak awal memberikan ruang bagi isu-isu terpinggirkan ataupun kontroversial.
Penghargaan lainnya berupa Geber award diberikan untuk film A Copy of My Mind (Indonesia) karya Joko Anwar. Blencong award diraih film The Incredibly Strange Tale of the Man Who Lost His Love but Bought it Back with a Packet of Duck Rice karya Gavin Yap (Malaysia). Sementara Student award yang dipersembahkan oleh Jogja Film Academy bekerjasama dengan ISI Media Rekam Yogyakarta, MMTC, AMIKOM, AKINDO, dan AKRB, untuk film pendek terbaik yang dipilih oleh murid sekolah film di Yogyakarta diraih The Fox Exploits The Tiger’s Might karya Lucky Kuswandi (Indonesia).
Selain penyerahan penghargaan, pada penutupan JAFF 2015 diputar film Lelaki Harapan Dunia karya sutradara Liew Seng Tat (Malaysia).
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...