Film Pendek Peraih Penghargaan XXI Short Film Festival 2014
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Sejumlah film pendek peraih penghargaan pada Malam Penghargaan dan Pemutaran Film Pemenang XXI Short Film Festival 2014 pada Minggu (16/3) di XXI Epicentrum Kuningan Jakarta.
Film-film itu sebagai berikut: ”Sepatu Baru” karya Aditya Ahmad, Film ini merupakan Pemenang Pilihan Juri Utama Kategori Fiksi Naratif dan Pemenang Pilihan Juri Media Kategori Fiksi Naratif. Film ini menceritakan seorang anak yang gelisah karena hujan tidak kunjung reda sehingga hasrat mengenakan sepatu baru tidak terwujud. Dia berusaha menghentikan hujan.
“Kitik” karya Ardhira Anugrah Putra. Film ini meraih penghargaan Pemenang Pilihan Juri Utama Kategori Animasi dan Pemenang Pilihan Juri Media Kategori Animasi. Film ini menceritakan ketakutan seorang anak suku Karo di Sumatera Utara ketika harus dikhitan. Ketakutannya membuat serangkaian kejadian di luar dugaan.
“Horison” karya Samuel Ruby dari Singapura. Film ini merupakan Film Favorit Penonton. Film fiksi ini menceritakan pertemuan dua orang yang tidak saling mengenal. Genda, seorang perempuan yang sedang menghadapi masalah perlahan membuka diri kepada Handi, seorang asing yang mau mendengarkan. Seraya mereka berbicara, rahasia demi rahasia mulai terungkap.
“Mana Janjimu?” karya Eko Junianto. Film ini meraih penghargaan Pemenang Pilihan Juri Indonesian Motion Picture Association (IMPAS) Kategori Dokumenter. Film ini menceritakan kampanye pemilihan Ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) di sebuah SMP. Banyak kandidat Ketua OSIS mengobral janji-janji palsu. Ketika terpilih, janji-janji itu dilupakan.
“Akar” karya Amelia Hapsari. Film ini merupakan peraih penghargaan Special Mention Juri Media Kategori Dokumenter dan Pemenang Pilihan Juri IMPAS Kategori Dokumenter. Film ini menceritakan pengalaman pribadi pembuat film. Film menceritakan kisahnya sebagai seorang Tionghoa yang harus kembali pada negeri kelahirannya bernama Indonesia, tempat dia mencari asal usul yang dulu terlupakan.
“Selamat Tinggal Sekolahku” karya Ucu Agustin. Film ini merupakan peraih Pemenang Pilihan Juri Media Kategori Dokumenter. Film ini menceritakan seorang tunanetra bernama Lintang. Dia telah tujuh tahun bersekolah bersama teman-temannya lain sesame tunanetra. Kemudian Lintang harus meninggalkan sekolah itu karena dianggap sudah dapat mampu mandiri. Teman-teman, Band Junior, dan drum adalah hal yang paling dia sukai. Namun perpisahan harus dijalaninya. Lintang harus menyampaikan salam perpisahannya.
“Aditya dan Putri Matahari” karya Gangsar Waskito. Film ini merupakan Pemenang Pilihan Juri IMPAS Kategori Animasi. Film ini menceritakan Aditya, seorang anak sok jagoan. Dia suka membual dan mencuri. Suatu ketika dia mencuri nasi bungkus. Tindakannya dihentikan Eliana, seorang anak yang tidak segan main hakim sendiri untuk membela sesuatu yang benar.
“Lembar Jawaban Kita” karya Sofyana Ali Bindiar. Film ini meraih penghargaan Pemenang Pilihan Juri IMPAS Kategori Fiksi Naratif. Film ini menceritakan seorang murid SD bernama Ali yang sedang mengikuti ujian nasional. Dia harus menghadapi ujian lain yang terjadi dalam kelas.
“Asia Raya” karya Anka Atmawijaya. Film ini merupakan peraih penghargaan Special Mention Juri IMPAS Kategori Animasi. Film ini menceritakan seorang tentara Jepang yang menebus janji negaranya untuk kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Barat. Film ini terinspirasi buku “Mereka Yang Terlupakan: Memoar Rahmat Shigeru Ono”, bekas tentara Jepang yang memihak Indonesia karya Eiichi Hoyashi.
Selain itu, diumumkan juga para peraih pitching forum festival film pendek di hari dan waktu yang sama. Para peraih pitching forum festival film pendek itu mendapat dukungan penuh dalam bentuk produksi dan pascaproduksi. Dari puluhan pitching yang masuk kemudian terpilih tiga project terbaik. Di antaranya “Catur” karya Yunus Ariakusumah dan timnya dari Bandung, “Listen” karya Rachel Amanda Aurora dan timnya dari Jakarta, serta “Album Foto” karya Nastitya Diesta Whiwanda dan kawan-kawannya dari Yogyakarta.
Malam Penghargaan dan Pemutaran Film Pemenang XXI Short Film Festival 2014 itu dihadiri Menparekraf Mari Elka Pangestu, Ketua Badan Perfilman Indonesia (BPI) Alex Komang, sejumlah artis dan insan perfilman Indonesia.
Editor : Bayu Probo
Polusi Udara Parah, Pengadilan India Minta Pembatasan Kendar...
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM-Pengadilan tinggi India pada hari Jumat (22/11) memerintahkan pihak berwe...