Film Son of God Belum Tahu Kapan Dirilis di Timur Tengah
TIMUR TENGAH, SATUHARAPAN.COM - Sebuah film box office Son of God yang menceritakan tentang kehidupan Yesus, putra Allah, dari kelahiran dan dengan kerendahan hati-Nya dalam mengajar, serta proses penyaliban hingga hari kebangkitan-Nya, telah diluncurkan di Amerika Serikat (AS) minggu ini. Namun, film ini masih belum tahu kapan dan di bioskop mana akan diputar untuk kawasan Timur Tengah.
Pada Kamis (27/2) pekan lalu, film yang juga menceritakan masa awal Yesus mengangkat murid-murid, kegiatan pengajaran, hingga pengkhianatan yang dilakukan Yudas Iskariot yang menyebabkan Yesus disalibkan, mencatat rekor mengesankan, dengan menghasilkan 1,2 juta dollar AS, di kawasan Amerika Utara. Film yang dibuat dengan menggunakan cuplikan dari serial mini The Bible ini, menampilkan aktor Portugal Diogo Morgado memerankan tokoh Yesus.
Menurut situs movies.yahoo.com, film Son of God kini menempati peringkat kedua dalam kategori box office mingguan dengan total pendapatan 25,6 juta dollar AS, dibawah film Non-Stop yang sukses meraih pendapatan mingguan 28,8 juta dollar AS. Sementara itu, film yang telah memasuki minggu keempatnya, The Lego Movie, sukses meraup 209,1 juta dollar AS, dengan pendapatannya pada minggu ini sejumlah 20,8 juta dollar AS, dan menempati posisi ketiga.
Namun, Son of God telah mendapat sorotan menakutkan dari media Arab dan mungkin hal itu sama dengan apa yang terjadi pada karya Mel Gibson pada 2004, Passion of the Christ, yang mendapat pujian di wilayah di Arab, walaupun beberapa negara-negara Arab konservatif melarang penayangan film itu.
Sebuah opini menarik dikemukakan seorang ulama terkemuka Syiah di Kuwait, Ayatollah Mohammad Baqir Al-Mehri, yang mendesak pemerintah untuk membiarkan film Son of God diputar di bioskop di Timur Tengah, karena menurutnya, “Film ini mengungkapkan kejahatan yang dilakukan orang-orang Yahudi terhadap Kristus,” demikian dilaporkan koran Timur Tengah, The Daily Star.
Menurut Hollywood Reporter, saat ini film Son of God telah dijual ke lebih dari 60 wilayah termasuk Timur Tengah dan sebuah distributor terkemuka Gulf Film. Kisah yang diangkat dari Alkitab ini juga telah dijual ke pasar Asia yang memiliki populasi Kristen yang cukup besar, seperti Singapura, Indonesia, Taiwan, dan Malaysia.
Sementara itu, jadwal pemutaran film ini di kawasan Amerika Latin telah ditetapkan, yakni saat Paskah, namun untuk kawasan Timur Tengah belum diketahui kapan film ini akan ditayangkan. Bila melihat reaksi dari beberapa agama di kawasan Teluk pada film Passion of the Christ, sepertinya untuk saat ini film biografi Yesus ini diragukan penayangannya.
Seorang kritikus film, Shenawy, mengatakan, “Kini dunia telah berubah, tidak bisa kita melarang penayangan film yang membawa makna agama bagi banyak orang. Saat The Passion of the Christ diluncurkan di Mesir, banyak penonton, yang walaupun tidak terbuka, adalah perempuan muslim dan umat Islam yang tertarik."
“Sangat tidak mungkin bagi negara untuk melarang seperti pada The Passion of the Christ sepuluh tahun silam, pada film Son of God dunia telah cukup bijaksana dalam menerima kebebasan distribusi dan berekspresi,” Shenawy menambahkan.
Menurut catatan Los Angeles Times, beberapa bioskop di Arab memperkirakan tahun ini akan menjadi tahun yang sibuk bagi film bertema agama.
Seperti Noah, film tentang musibah air bah yang dibintangi Russel Crowe sebagai pemeran utama, akan diluncurkan di AS bulan ini. Setelah itu, Heaven Is for Real, film Kristen tentang seorang anak berusia empat tahun yang melihat surga selama menjalani operasi, akan dirilis pada April. Terakhir, Exodus, yang menampilkan aktor Christian Bale memerankan Musa, yang diluncurkan Desember mendatang. (alarabiya.net/movies.yahoo.com)
Editor : Sotyati
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...