FKFT Lebak Minta Orangtua Cegah Anak dari Radikalisme
LEBAK, SATUHARAPAN.COM - Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kabupaten Lebak Siti Nurasiah mengatakan orangtua berperan untuk mencegah anak dari paham radikalisme dan intoleransi yang bisa memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
"Kami minta orang tua dapat memberikan edukasi kepada anak-anaknya tentang indahnya keanekaragaman itu," kata Siti Nurasiah saat menyambut "Hari Anak Nasional" di Lebak, Banten, Jumat (17/7).
Keanekaragaman di tengah perbedaan itu merupakan sunatullah yang harus dikembangkan dengan saling mencintai, menghormati dan menghargai sehingga terwujud kehidupan yang aman, damai dan kondusif.
Orang tua harus memberikan edukasi kepada anak-anaknya untuk mengenalkan keanakeragaman bangsa Indonesia yang memiliki perbedaan agama, bahasa, suku, budaya dan adat.
Namun, perbedaan keanekaragamaan itu menjadikan kekuatan bangsa untuk membangun keadilan dan kesejahteraan.
Oleh karena itu, pihaknya berharap orang tua dapat menumbuhkan jiwa anak-anak mereka sejak dini untuk mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Kami jangan sampai anak-anak sebagai generasi penerus bangsa terpapar paham radikalisme maupun terorisme yang bertentangan dengan ajaran agama dan hukum negara," kata Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Wasilatul Fallah Rangkasbitung.
Menurut dia, orang tua juga harus mengawasi anak-anak mereka ketika mengoperasikan gadget (android), karena saat ini banyak konten-konten dakwah yang menyampaikan intoleransi juga kekerasan.
Konten media tersebut tentu sangat membahayakan kejiwaan mereka jika terus menerus mengoperasikan gadget tanpa pengawasan orang tua, terlebih saat ini pandemi COVID-19.
Sementara itu, Nuri (35) sorang ibu rumah tangga warga Rangkasbitung Kabupaten Lebak mengaku anak-anak mereka diberikan pengenalan untuk mencintai NKRI dan keberagamaan sejak kecil melalui menggambar dan menyanyi.
Pengenalan melalui menggambar dan menyanyi bisa teringat hingga dewasa bahwa kekerasan maupun tindakan radikalisme dan terorisme tidak dibenarkan agama Islam dan hukum negara.
"Kami menanamkan jiwa anak untuk mencintai keberagamaan, kedamaian, kasih sayang dan saling menghormati dan menghargai agar ke depan memiliki sikap patriotisme dan nasionalisme," katanya. (Antara)
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...