FKUB Lebak Optimalkan Toleransi Antaragama
LEBAK, SATUHARAPAN.COM - Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten mengoptimalkan toleransi kehidupan antaragama sehingga terjalin hubungan yang baik di daerah itu.
"Kami menjamin toleransi antaragama di daerah ini berjalan baik tanpa kekerasan," kata Ketua FKUB Kabupaten Lebak KH Baijuri saat dihubungi di Lebak, Minggu (30/4).
Selama ini, toleransi dan hubungan antaragama di kalangan masyarakat cukup kondusif dan damai sehingga memberikan kesejahteraan bagi umat manusia ditengah keberagaman.
FKUB juga terus menjalin dialog dan pembinaan bagi pemuka agama sehingga sinergis dalam membangun kerukunan hidup berbangsa dan bernegara.
Pembinaan dan dialog antarpemuka agama dilakukan setiap bulan menggelar pertemuan dan hingga kini masih dipertahankan.
Sebab masyarakat Lebak yang mayoritas beragama Islam tentu melindungi kaum minoritas sehingga terjalin dengan kedamaian.
Pandangan ajaran Islam dalam toleransi kerukunan antaragama sudah dijelaskan Alquran "lakum dinukum waliyadin".
Bahkan, Kabupaten Lebak masuk terbaik di tingkat nasional dalam hal pembinaan kerukunan umat dan toleransi antaragama dengan dibuktikan belum pernah terjadi gesekan maupun perpecahan.
Masyarakat Lebak yang dinamakan sebagai daerah madrasah tentu sangat mencintai dan menghormati antarumat beragama.
"Kami terus menjalin hubungan baik itu dengan dilestarikan dan dipelihara agar perbedaan agama tidak dijadikan sentral perbedaan," katanya menjelaskan.
Menurut Baijuri, keyakinan yang dianut masyarakat Lebak antara lain Islam, Kristen, Katolik, Budha dan Konghucu.
Mereka para penganut agama saling menghargai dan menghormati perbedaan keyakinan itu karena negara memberikan jaminan kepada semua warga negara.
"Kami berharap masyarakat kondusif dan terus ditingkatkan toleransi dan hubungan baik antaragama," katanya.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lebak, Encep Saprudin Muhyi mengatakan hingga saat ini relatif kondusif dan tidak ada perbedaan masalah tentang keyakinan yang dianut masyarakat.
Selama ini, hubungan harmonisasi antarumat beragama di Kabupaten Lebak berjalan dengan baik.
Meskipun masyarakatnya sudah plural dengan berbeda-beda keyakinan yang dianut masyarakat, tetapi sehari-hari sangat toleransi.
Karena itu, kata dia, hingga kini wilayah Kabupaten Lebak belum pernah terjadi konflik antarumat beragama.
"Kami mencintai kedamaian juga saling hormat menghormati dengan sesama umat manusia," ujarnya.
Sementara itu, Romo Andre dari Gereja Katolik Paroki Santa Maria Tak Bernoda Rangkasbitung Andre mengajak umat Katolik mencintai kedamaian, kerukunan serta toleransi antaragama.
Ia mengapresiasi kerukunan umat beragama di Kabupaten Lebak yang berjalan dengan baik tanpa perpecahan, melalui wadah FKUB.
Andre mengaku kerap mendatangi rumah-rumah kyai untuk menjalin silatuhrahmi karena semua agama mengajarkan dengan kebaikkan dan kedamaian.
"Perbuatan kedamaian dan kebaikan juga merupakan ajaran umat Katolik yang harus dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat," kata Romo Andre. (Ant)
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...