Franz Magnis: Jangan Ada yang Takut karena Agama yang Dianutnya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – “Masih banyak orang yang hidup di dalam ketakutan. Bahwa seharusnya di negara ini tidak perlu ada orang yang hidup di dalam ketakutan karena menganut agama,” ujar Rohaniawan sekaligus budayawan, Franz Magnis Suseno, saat ditemui wartawan dalam kunjungannya bersama Mufakat Budaya Indonesia ke Dewan Perwakilan Daerah (DPD) di Kompleks Senayan, Jakarta, hari Jumat (22/1).
Romo Magnis melihat semakin maraknya kasus pembakaran rumah ibadah di Indonesia, seperti di Aceh Singkil dan Rembang, serta pelarangan besar-besaran terhadap hak menjalankan ibadah yang dirasakan oleh beberapa gereja, seperti yang dialami oleh jemaat GKI Yasmin.
Selain itu, ia juga melihat isu tindak pidana korupsi yang semakin sering dilakukan oleh para elite negara tanpa ada rasa malu dan takut lagi. Ia menyayangkan hal itu bisa terjadi di dalam kebudayaan Indonesia.
“Korupsi menggerogoti moralitas bangsa. Perang melawan korupsi harus diteruskan dan dipertegas agar kebudayaan bangsa bisa berkembang dalam situasi modern dan globalisasi,” kata Franz Magnis.
Ketika ditemui wartawan di lokasi yang sama, Radhar Panca Dahana, Koordinator Mufakat Budaya Indonesia, menuturkan bahwa korupsi tidak bisa diatasi hanya dengan regulasi formal, korupsi juga harus diatasi dengan hukum-hukum yang berbasis adat.
“Ada mekanisme dari setiap adat di Indonesia untuk menghukum warganya yang menciptakan kerugian di tingkat massif seperti itu. Ini akan lebih mengerikan dan membuat jera koruptor ketimbang hanya dijatuhi hukuman yang sudah ada sebelum-sebelumnya,” ia menambahkan.
Editor : Eben E. Siadari
Cara Telepon ChatGPT
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perusahaan teknologi OpenAI mengumumkan cara untuk menelepon ChatGPT hing...