Gadis Kristen Koptik Dibunuh, Diduga Bermotif Agama
TRIPOLI, SATUHARAPAN.COM - Seorang gadis Kristen berusia 13 tahun yang diculik oleh orang bersenjata di Libya telah ditemukan telah meninggal dan diduga akibat serangan termotivasi agama, laporan media setempat, hari Jumat (26/12).
Gadis itu yang diketahui seorang Kristen Koptik Mesir, diculik dari rumahnya pada hari Selasa dalam serangan di mana orang tuanya meninggal. Dua adiknya ditinggalkan. Sebuah sumber di rumah sakit Ibnu Sina di kota Sirte, sekitar 460 kilometer tenggara Tripoli, menegaskan bahwa jenazahnya telah ditemukan kemarin.
Ketua dewan lokal, Yussef Tebeiga, mengatakan pada hari Selasa bahwa serangan itu bisa juga telah didorong oleh motivasi agama, dan tidak ada yang dicuri dari rumah gadis itu, meskipun uang senilai lebih dari 3.000 Poundsterling dalam bentuk dinar Libya dan perhiasan berlian terlihat jelas oleh pelaku.
Sirte adalah kota kelahiran mantan Presiden Libya, Muammar Qaddafi, sekarang dikendalikan oleh kelompok-kelompok milisi Islamis.
Serangan pada pekan ini juga meliputi pembunuhan tujuh orang Kristen Mesir di Libya pada bulan Februari. Mereka masing-masing ditembak di kepala dalam "gaya eksekusi", dan mayat mereka ditemukan di sebuah pantai di Jarhoutha, pinggiran kota Benghazi.
Uskup di Gereja Koptik di Inggris, Uskup Angaelos, pada saat itu menggambarkan pembunuhan sebagai "sangat mengganggu" dan "serangan yang sangat jelas mentargetkan". Kelompok advokasi Solidaritas Koptik mengatakan, "Para korban itu meninggal karena identitas agama mereka, dan tindakan itu merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan."
Namun, juru bicara kementerian luar negeri Mesir, Bader Abdul Ati, menegaskan bahwa "warga Gereja Koptik tidak ditargetkan di Libya".
Dia menyalahkan pembunuhan itu sebagai perselisihan antara geng penyelundup imigran dan korban-korban mereka.
Solidartas Koptik, bagaimanapun, memperingatkan bahwa kekerasan anti-Koptik merupakan masalah besar di Libya. Sudah ada korban dengan "menargetan secara sistematis" oleh kelompok Jihad Islam yang bersekutu dengan rekan-rekan Mesir mereka sejak jatuhnya rezim Gaddafi, kata kelompok itu.
Pekan ini, gereja-gereja Kristen Mesir juga telah siaga tingkat tinggi terhadap kemungkinan serangan dari kelompok-kelompok ekstremis Islam.
Pasukan polisimenaikkan status siaga mereka ke tingkat tertinggi, terutama di daerah dekat dengan gereja-gereja selama periode perayaan Natal. Pihak berwenang memperingatkan kemungkinan serangan teroris di tempat-tempat ibadah selama Natal dan Malam Tahun Baru yang mengundang berkumpulnya jemaat dalam jumlah besar. (Christian Today)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...