Gajah Zimbabwe Mati Diduga Terinfeksi Bakteri
ZIMBABWE, SATUHARAPAN.COM - Sebelas gajah muda ditemukan mati di Zimbabwe.
Otoritas menduga kematian tersebut disebabkan oleh infeksi bakteri, bukan akibat perburuan dan keracunan sianida, sebagaimana dilansir dari kantor berita Reuters.
Bangkai gajah itu ditemukan di Hutan Pandamasuwe di Zimbabwe barat, antara Taman Nasional Hwange dan Air Terjun Victoria.
Kematian misterius itu terjadi setelah Botswana melaporkan kematian lebih dari 200 gajah pada Juni.
Columbus Chaitezvi, petugas kedokteran hewan utama di Otoritas Pengelolaan Taman dan Satwa Liar Zimbabwe (Zimparks) menduga gajah tersebut terjangkit infeksi bakteri yang mematikan saat mencari makanan.
Saat Zimbabwe memasuki musim panas, makanan menjadi langka dan gajah yang lebih muda cenderung makan rumput dan menggali ke dalam tanah, katanya.
“Sejauh ini indikasi laboratorium menunjukkan bahwa itu adalah infeksi bakteri, tetapi kami tidak tahu jenis bakteri apa itu,” kata Chaitezvi kepada Reuters.
Juru bicara Zimparks Tinashe Farawo mengatakan gajah yang mati itu berusia antara lima dan enam tahun dan kurang dari 18 bulan.
Setidaknya 200 gajah mati di Zimbabwe karena kekurangan makanan dan air, bersama dengan sejumlah kerbau dan antelop, sejak kekeringan dahsyat pada 2019.
Pejabat Zimparks mengatakan ancaman terbesar bagi gajah Zimbabwe adalah kelebihan populasi dan curah hujan yang lebih rendah tahun ini dapat membuat hewan menghadapi kelaparan.
Zimbabwe adalah rumah bagi sekitar 80.000 gajah. Jumlah gajah telah menurun tajam dalam beberapa tahun terakhir karena perburuan liar dan kekeringan. (VOA)
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...