Ganggang Bisa jadi Sumber Bahan Bakar Paling Efisien
AMERIKA SERIKAT, SATUHARAPAN.COM – Ganggang sering dianggap buruk, karena menciptakan zona mati di samudera dan sampah beracun kalau ganggang yang "salah" itu mekar. Tetapi, sebagai tanaman, ganggang bisa menjadi bahan bakar berkarbon netral, makanan, dan produk-produk, meskipun di air asin, bahkan di padang pasir. Untuk mewujudkan produk dari ganggang, tim ilmuwan di National Energy Renewable Lab (NREL), di Golden, Colorado, mengorek rahasia ganggang.
“Telaga sampah beracun” berasal dari tanaman bersel tunggal disebut ganggang. Banyak orang kesal menghadapi ganggang, tetapi di National Renewable Energy Lab (NREL), ilmuwan berupaya membuat ganggang menjadi tanaman dan produk yang netral karbon.
Lieve Laurens adalah ilmuwan senior di NREL dan ketua Program Ganggang. Ia menjembatani penelitian di NREL dengan Departemen Energi.
"Kami bekerja di laboratorium ini karena kami percaya bahwa ganggang benar-benar bisa bermanfaat."
Ganggang bisa bermanfaat karena kalau tumbuh di air dangkal sebagai tanaman, efisien dalam mengubah sinar matahari dan karbon dioksida menjadi bahan baku yang dibutuhkan untuk pangan, produk-produk dan bahan bakar.
“Sehingga kita bisa mengendarai truk, dan menerbangkan pesawat. Pesawat kini bahkan sudah ada yang terbang dengan campuran bahan bakar ganggang,” katanya, dilansir voaindonesia.com, pada Rabu (29/1).
Ilmuwan menganalisis produksi ganggang di laboratorium.
“Di sini terdapat sianobakteri. Bakteri-bakteri ini sebenarnya hasil rekayasa genetika untuk menghasilkan sejenis minyak yang sangat kental, berlilin,“ katanya.
Ilmuwan juga menguji ganggang di udara terbuka. Teknisi penelitian NREL Nick Sweeney mengatakan, “Di sini terdapat deretan kolam, dan kami mengaduknya dengan dayung beroda. Saya berharap, kelak ganggang menjadi sumber makanan atau sumber bahan bakar, dan membersihkan atmosfer kita dari karbon dioksida."
Laurens mengatakan, ganggang memiliki semua potensi itu. Bahkan, banyak varietas ganggang bisa tumbuh tanpa air.
“Jadi, nantinya, dari ganggang kita bisa membuat sol sepatu dan kursi khusus untuk anak di mobil atau car seats. Saat ini, banyak plastik yang setiap hari digunakan tidak bisa terurai secara alami. Plastik-plastik itu tetap ada sampai ratusan tahun. Plastik yang akan kami buat busa, car seats, sol sepatu, sangat mungkin bisa terurai secara alami."
Memproduksi bahan bakar ganggang masih jauh lebih mahal dibandingkan memproduksi bahan bakar fosil. Tetapi, menurut Laurens, pada masa depan potensi keuntungannya cukup besar. Dalam 10 tahun ini, ia memperkirakan bahan bakar, makanan, dan produk-produk dari ganggang bisa didapat dengan mudah, tumbuh di air yang tidak bisa diminum orang, di tanah yang tidak bisa ditanami tanaman lain, sekaligus mengenyahkan karbon dari atmosfer.( voaindonesia.com)
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...