Ganjar Kumpulkan FKUB Bahas Acara Keagamaan Jateng
SEMARANG, SATUHARAPAN.COM - Gubernur Ganjar Pranowo mengundang seluruh tokoh agama yang tergabung dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jawa Tengah (Jateng) dalam rapat koordinasi untuk membahas penyelenggaraan acara-acara besar keagamaan di tengah merebaknya Virus Corona jenis baru (COVID-19).
Seluruh pimpinan dari lintas agama hadir dalam pertemuan yang berlangsung di ruang rapat Kantor Gubernur Jateng, di Semarang, Jumat (20/3), dan satu per satu memberikan informasi serta masukan kepada pemerintah tentang bagaimana sikap untuk mengatasi penyebaran COVID-19.
Dalam pertemuan itu, seluruh pimpinan umat beragama sepakat akan mematuhi regulasi dan keputusan dari pemerintah dalam upaya pencegahan penyebaran COVID-19.
Bahkan, sejumlah pimpinan agama sudah mengambil keputusan untuk menunda bahkan membatalkan beberapa kegiatan keagamaan di Jateng.
"Kami sudah memutuskan untuk meniadakan kegiatan kegerejaan sampai 3 April 2020 mendatang, surat edaran sudah kami sebarkan ke anggota kami. Kalau kondisi tetap tidak terkendali, maka itu akan kami perpanjang," kata Uskup Agung Keuskupan Agung Semarang Robertus Rubiyatmoko.
Ketua Majelis Agama Budha Jateng Warto juga menyampaikan hal senada kepada Gubernur Ganjar, yakni pihaknya sudah membatalkan sejumlah kegiatan keagamaan yang rencananya digelar dalam waktu dekat.
"Beberapa kegiatan keagamaan yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini, kami batalkan semuanya demi melindungi umat agar tidak terpapar Virus Corona," ujarnya.
Kendati demikian, dalam pertemuan itu dilaporkan ada beberapa kegiatan keagamaan yang tidak bisa ditunda dan harus tetap berjalan.
Dari agama Hindu, melaporkan bahwa kegiatan Nyepi Tawur Agung di Candi Prambanan tetap akan digelar.
"Tapi kami mengurangi pesertanya menjadi sedikit dan mengedepankan protokol kesehatan yang ketat," kata Ketua Pengurus Harian Pusat Parisada Hindu Indonesia (PHDI) Jateng Anak Agung Ketut Darmaja.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengaku sengaja mengundang seluruh pimpinan umat beragama untuk mendengar pendapatnya, dan mayoritas masing-masing pimpinan agama sudah sepakat dengan regulasi yang ditetapkan pemerintah, sehingga ada beberapa acara besar keagamaan yang ditunda, ada juga yang tetap berjalan.
“Untuk yang tetap berjalan, kami minta aturannya harus ketat. Protokol kesehatannya harus sesuai prosedur yang berlaku,” ujarnya pula.
Menurut Ganjar, persoalan keagamaan merupakan isu yang sangat sensitif, sehingga untuk itu peran pimpinan agama sangat penting untuk mengomunikasikan kepada jamaah masing-masing agar dapat dipahami dengan baik.
"Kami ingin mengurangi betul potensi salah persepsi yang timbul dengan adanya kebijakan ini. Peran tokoh agama sangat penting untuk membantu kami mensosialisasikan kepada masyarakat agar mudah dipahami dan diikuti," kata Ganjar. (Ant)
Enam Manfaat Minum Air Putih Usai Bangun Tidur
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Terdapat waktu-waktu tertentu di mana seseorang dianjurkan untuk me...