Gempa Bumi 5,5 Guncang Turki, Puluhan Bangunan Runtuh
ANKARA, SATUHARAPAN.COM - Gempa berkekuatan 5,6 mengguncang Turki selatan pada hari Senin (27/2), tiga pekan setelah bencana gempa menghancurkan wilayah itu. Gempa terakhir menyebabkan beberapa bangunan yang sudah rusak runtuh dan menewaskan sedikitnya satu orang, kata badan penanggulangan bencana negara itu, AFAD.
Sebanyak 69 orang lainnya terluka akibat gempa yang berpusat di kota Yesilyurt di Provinsi Malatya, kata kepala AFAD, Yunus Sezer, kepada wartawan. Lebih dari dua lusin bangunan runtuh.
Wali Kota Yesilyurt, Mehmet Cinar, mengatakan kepada televisi HaberTurk bahwa seorang ayah dan anak perempuannya terjebak di bawah reruntuhan bangunan empat lantai di kota itu. Pasangan itu memasuki gedung yang rusak untuk mengumpulkan barang-barang.
Di tempat lain di Malatya, tim SAR sedang memilah-milah puing-puing dua bangunan rusak yang roboh di atas beberapa mobil yang diparkir, lapor HaberTurk.
Malatya termasuk di antara 11 provinsi Turki yang dilanda gempa berkekuatan 7,8 SR yang menghancurkan sebagian Turki selatan dan Suriah utara pada 6 Februari.
Gempa itu menyebabkan lebih dari 48.000 kematian di kedua negara serta meruntuhkan atau merusakan 173.000 bangunan di Turki.
Kepala AFAD mengimbau masyarakat untuk tidak memasuki bangunan yang rusak karena gempa susulan yang kuat terus menimbulkan risiko. Hampir 10.000 gempa susulan melanda wilayah yang terkena gempa sejak 6 Februari.
612 Orang Jadi Tersangka
Investigasi telah diluncurkan terhadap lebih dari 600 orang sehubungan dengan bangunan yang runtuh akibat bencana gempa bumi di Turki awal bulan ini, kata seorang pejabat pemerintah pada hari Sabtu.
Menteri Kehakiman, Bekir Bozdag, mengatakan 184 dari 612 tersangka telah ditahan sambil menunggu persidangan. Mereka yang ditahan termasuk kontraktor konstruksi dan pemilik atau manajer bangunan, katanya dalam komentar yang disiarkan televisi dari pusat koordinasi di Diyarbakir di tenggara Turki.
“Deteksi bukti di gedung terus berlanjut sebagai dasar penyelidikan kriminal,” tambah Bozdag.
Buntut dari gempa berkekuatan 7,8 pada 6 Februari, yang menyebabkan hampir 48.000 kematian di Turki selatan dan Suriah utara, membuat orang Turki mempertanyakan integritas structural 173.000 bangunan yang runtuh atau rusak parah.
Para ahli mengatakan banyak bangunan yang roboh dibangun dengan bahan dan metode yang lebih rendah kualitasn ya dan seringkali tidak sesuai dengan standar pemerintah. Partai oposisi menuduh pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan gagal menegakkan peraturan bangunan.
Walikota sebuah kota yang dekat dengan pusat gempa ditahan sebagai bagian dari penyelidikan terhadap bangunan yang runtuh, surat kabar Cumhuriyet dan outlet lainnya melaporkan Sabtu.
Okkes Kavak, yang mengepalai distrik Nurdagi di Provinsi Gaziantep dan merupakan anggota Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) pimpinan Erdogan, dikatakan gagal memastikan inspeksi konstruksi dilakukan. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...