Gempa Bumi di Taiwan, Tim Mencari Ratusan Orang Yang Masih Hilang
Sebanyak 48 bangunan rusak, sembilan korban tewas.
HUALIEN-TAIWAN, SATUHARAPAN.COM-Tim penyelamat pada hari Kamis (4/4) mencari ratusan orang yang masih belum dapat dihubungi sehari setelah gempa bumi terkuat di Taiwan dalam seperempat abad merusak bangunan, menyebabkan banyak tanah longsor dan menewaskan sembilan orang.
Di kota pesisir timur Hualien dekat pusat gempa, para pekerja menggunakan ekskavator untuk menstabilkan dasar Bangunan Uranus yang rusak dengan bahan-bahan konstruksi, sementara beberapa petugas mengambil sampel bagian luarnya.
Walikota Hsu Chen-wei sebelumnya mengatakan 48 bangunan tempat tinggal telah rusak, beberapa di antaranya miring dengan sudut berbahaya dan lantai dasar hancur.
Beberapa warga Hualien masih tinggal di tenda, namun sebagian besar kehidupan sehari-hari di pulau itu sudah kembali normal. Beberapa layanan kereta api lokal ke Hualien dilanjutkan, dan Taiwan Semiconductor Manufacturing Co. memulai kembali sebagian besar operasinya, Kantor Berita Pusat melaporkan.
Hendri Sutrisno, seorang profesor berusia 30 tahun di Universitas Hualien Dong Hwa, menghabiskan Rabu malam di tenda bersama istri dan bayinya, karena takut akan gempa susulan. “Kami keluar dari apartemen dan menunggu selama empat hingga lima jam sebelum naik lagi untuk mengambil beberapa barang penting seperti dompet kami. Dan kemudian kami tinggal di sini untuk menilai situasinya,” katanya.
Ada pula yang mengatakan mereka tidak berani pulang karena dinding apartemennya retak dan mereka tinggal di lantai yang lebih tinggi. Perdana Menteri Taiwan, Chen Chien-jen, mengunjungi beberapa pengungsi gempa di pagi hari di tempat penampungan sementara.
Hampir 1.070 orang terluka dalam gempa yang terjadi Rabu (3/4) pagi itu. Dari sembilan orang yang tewas, setidaknya empat orang tewas di dalam Taman Nasional Taroko, sebuah objek wisata di Kabupaten Hualien yang terkenal dengan ngarai dan tebingnya, sekitar 150 kilometer (90 mil) dari ibu kota Taiwan, Taipei. Satu orang ditemukan tewas di Gedung Uranus dan satu lagi ditemukan di Tambang Ho Ren.
Sekitar 690 orang masih terjebak atau tidak dapat dihubungi pada hari Kamis, termasuk lebih dari 600 orang yang terdampar di dalam sebuah hotel bernama Silks Place Taroko, kata Badan Pemadam Kebakaran Nasional. Pihak berwenang mengatakan para karyawan dan tamu di hotel tersebut selamat dan pekerjaan perbaikan jalan menuju fasilitas tersebut hampir selesai.
Orang lain yang dilaporkan terjebak, termasuk dua lusin turis dan enam mahasiswa, juga selamat, kata mereka.
Pihak berwenang juga mengatakan sekitar 60 pekerja, yang tidak dapat meninggalkan tambang karena jalan yang diblokir dan rusak, telah dibebaskan. Kantor Berita Pusat menyebutkan mereka semua turun gunung dengan selamat sekitar tengah hari. Enam pekerja dari tambang lain diterbangkan keluar.
Sekitar 40 orang, sebagian besar pegawai hotel yang sebelumnya dilaporkan berada di taman nasional, masih belum bisa dihubungi oleh pihak berwenang.
Selama berjam-jam setelah gempa, televisi lokal menunjukkan para tetangga dan petugas penyelamat mengangkat warga melalui jendela dan ke jalan dari gedung-gedung yang rusak karena guncangan telah membuat pintu-pintu tertutup. Hingga Kamis pagi, masih belum jelas apakah masih ada orang yang terjebak di dalam gedung.
Gempa tersebut dan gempa susulannya menyebabkan tanah longsor dan merusak jalan, jembatan, dan terowongan. Badan legislatif nasional dan beberapa bagian bandara utama Taipei mengalami kerusakan ringan.
Gempa Bumi Terkuat
Gempa tersebut merupakan yang terkuat yang melanda Taiwan dalam 25 tahun terakhir. Pemerintah setempat mengukur kekuatan gempa awal sebesar 7,2 skala Richter, sedangkan Survei Geologi Amerika Serikat memperkirakan kekuatan gempa berkekuatan 7,4 skala Richter.
Huang Shiao-en sedang berada di apartemennya ketika gempa terjadi. “Awalnya bangunan itu berayun dari sisi ke sisi, lalu berguncang ke atas dan ke bawah,” kata Huang.
Badan Cuaca Pusat mencatat lebih dari 300 gempa susulan sejak Rabu pagi hingga Kamis.
Taiwan sering kali dilanda gempa bumi dan penduduknya sangat siap menghadapinya. Pemerintah juga memiliki persyaratan konstruksi yang ketat untuk memastikan bangunan tahan gempa.
Kerugian ekonomi akibat gempa tersebut masih belum jelas. Pulau dengan pemerintahan mandiri ini adalah produsen terkemuka chip komputer tercanggih di dunia dan barang-barang berteknologi tinggi lainnya yang sensitif terhadap peristiwa seismik.
Hualien terakhir kali dilanda gempa mematikan pada tahun 2018, yang menewaskan 17 orang dan merobohkan sebuah hotel bersejarah. Gempa terburuk di Taiwan baru-baru ini terjadi pada 21 September 1999, gempa berkekuatan 7,7 skala richter yang menyebabkan 2.400 kematian, melukai sekitar 100.000 orang dan menghancurkan ribuan bangunan.
Tidak Ada WNI Jadi Korban
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) memastikan tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam bencana gempa bumi di Taiwan.
“Hasil koordinasi Kemlu dengan Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei sejauh ini tidak ada WNI yang menjadi korban gempa bumi,” ujar Juru Bicara Kemlu Lalu Muhammad Iqbal seperti dikutip dari Antara, Rabu (3/4/24).
Dalam laman media sosialnya, KDEI Taipei mengimbau agar seluruh WNI di Taiwan, khususnya di wilayah Hualien, untuk mewaspadai potensi gempa susulan.“WNI di Taiwan agar mengikuti perkembangan informasi dari otoritas Taiwan maupun Taipei,” tulis KDEI.
WNI yang terdampak dan membutuhkan bantuan dapat menghubungi KDEI Taipei melalui nomor hotline +88690132000 dan +886987587000.
Editor : Sabar Subekti
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...