Gempa Bumi Guncang Nepal, 157 Tewas
Banyak rumah runtuh, ribuan warga tidur di luar ruangan dalam cuaca sangat dingin.
KATHMANDU, SATUHARAPAN.COM-Ribuan penduduk desa di pegunungan barat laut Nepal tidur di luar ruangan pada Sabtu (4/11) malam dalam cuaca yang sangat dingin setelah gempa bumi menewaskan sedikitnya 157 orang dan merusak atau menghancurkan sebagian besar rumah.
Sebagian besar rumah di desa-desa di distrik Jajarkot roboh atau rusak parah akibat gempa mendadak pada hari Jumat (3/11) malam, sementara beberapa rumah beton di perkotaan juga rusak.
“Kami sedang menunggu untuk mengkremasi jenazah warga desa kami dan berupaya merawat orang-orang yang terluka akibat gempa,” kata Lal Bahadur Bika, warga desa Chiuri sambil menunjuk 13 jenazah yang dibungkus kain putih menunggu kremasi. pada Minggu pagi.
Sebagian besar rumah di desa Chiuri runtuh.
Orang-orang menggunakan apa saja yang bisa mereka temukan untuk berteduh di malam hari, menggunakan lembaran plastik dan pakaian bekas agar tetap hangat. Kebanyakan orang tidak dapat mengambil barang-barang mereka dari bawah reruntuhan.
Sebagian besar dari mereka yang tewas tertimpa puing-puing ketika rumah mereka, yang biasanya terbuat dari tumpukan batu dan kayu, hancur akibat kekuatan gempa, media lokal melaporkan.
Ketika tim penyelamat bergegas memberikan bantuan, operasi terhambat oleh kenyataan bahwa banyak desa pegunungan hanya dapat dicapai dengan berjalan kaki. Jalan juga terhalang tanah longsor akibat gempa. Tentara terlihat berusaha membersihkan jalan yang diblokir.
Pemerintah sedang berusaha memberikan bantuan ke daerah yang terkena dampak, kata Wakil Perdana Menteri, Narayan Kaji Shrestha, pada hari Sabtu. Tenda, makanan dan obat-obatan diterbangkan ketika ribuan orang kehilangan tempat tinggal dalam semalam.
“Saya tertidur lelap ketika tiba-tiba benda itu bergetar hebat. Saya mencoba lari tetapi seluruh rumah runtuh. Saya mencoba melarikan diri tetapi separuh tubuh saya terkubur di reruntuhan,” kata Bimal Kumar Karki, salah satu orang pertama yang dibawa ke rumah sakit daerah.
“Saya berteriak, tapi semua tetangga saya berada dalam situasi yang sama dan berteriak minta tolong. Butuh waktu hampir setengah jam hingga satu jam sebelum tim penyelamat menemukan saya,” katanya.
Pria terluka lainnya yang sedang dalam pemulihan di rumah sakit juga menceritakan, “Saya tertidur dan sekitar jam 10 atau 11 malam mulai bergetar dan rumah ambruk. Banyak rumah yang roboh dan banyak orang yang tertimbun,” kata Tika Ram Rana yang kepalanya dibalut perban putih.
Selain bantuan, tim penyelamat fokus mencari korban selamat. Televisi lokal menayangkan rekaman pasukan yang mengambil jenazah sementara yang lain membantu menggali dan membawa korban luka.
Survei Geologi Amerika Serikat mengatakan gempa tersebut berkekuatan awal 5,6 dan terjadi pada kedalaman 11 mil (18 kilometer). Pusat Penelitian & Pemantauan Gempa Bumi Nasional Nepal mengatakan pusat gempa berada di Jajarkot, sekitar 400 kilometer (250 mil) timur laut ibu kota, Kathmandu.
Di distrik Jajarkot, yang sebagian besar merupakan wilayah pertanian, setidaknya 105 orang dipastikan tewas sementara 52 orang tewas di distrik tetangga Rukum, kata para pejabat, 184 lainnya terluka.
Di rumah sakit regional di kota Nepalgunj, lebih dari 100 tempat tidur telah tersedia dan tim dokter siap membantu korban cedera.
Selain helikopter penyelamat, pesawat kecil milik pemerintah dan tentara yang dapat mendarat di jalur pegunungan yang pendek juga digunakan untuk mengangkut korban luka ke Nepalgunj.
Gempa yang terjadi ketika banyak orang sudah tertidur di rumah mereka, juga terasa di ibu kota India, New Delhi, yang berjarak lebih dari 800 kilometer (500 mil).
Gempa bumi biasa terjadi di pegunungan Nepal. Gempa bumi berkekuatan 7,8 pada tahun 2015 menewaskan sekitar 9.000 orang dan merusak sekitar 1 juta bangunan. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Penyakit Pneumonia Terus Menjadi Ancaman bagi Anak-anak
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengatakan, pneumonia ser...