Gempa Bumi Kuat Guncang Filipina, Empat Tewas, Banyak Bangunan Rusak
MANILA, SATUHARAPAN.COM-Gempa bumi kuat memicu tanah longsor dan merusak bangunan di Filipina utara pada hari Rabu (27/7), menewaskan sedikitnya empat orang dan melukai puluhan lainnya. Di ibu kota, pasien rumah sakit dievakuasi dan orang-orang yang ketakutan bergegas keluar.
Gempa berkekuatan 7 (tujuh) skala richter itu berpusat di daerah pegunungan di provinsi Abra, kata Renato Solidum, kepala Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina, yang menggambarkan guncangan di pagi hari sebagai gempa besar.
“Tanah bergetar seperti saya berada di ayunan dan lampu tiba-tiba padam. Kami bergegas keluar dari kantor, dan saya mendengar teriakan dan beberapa rekan saya menangis,” kata Michael Brillantes, petugas keamanan kota Abra, Lagangilang, dekat pusat gempa.
"Itu adalah gempa paling kuat yang pernah saya rasakan dan saya pikir tanah akan terbuka," kata Brillantes kepada The Associated Press melalui ponsel.
Sedikitnya empat orang tewas sebagian besar dalam struktur yang runtuh, termasuk seorang warga desa yang tertimpa lempengan semen yang jatuh di rumahnya di Abra, di mana sedikitnya 25 lainnya terluka. Di provinsi Benguet, seorang pekerja terjepit hingga tewas setelah sebuah bangunan kecil yang sedang dibangun runtuh di kota pegunungan La Trinidad yang ditanami stroberi.
Banyak rumah dan bangunan yang temboknya retak, termasuk beberapa yang runtuh di Abra, tempat Presiden Ferdinand Marcos Jr., yang menjabat kurang dari sebulan lalu, berencana melakukan perjalanan pada hari Kamis untuk menemui para korban dan pejabat setempat.
Marcos Jr. mengatakan pada konferensi pers bahwa dia berada di kantornya di kompleks istana presiden Malacanang di tepi sungai ketika lampu gantung mulai bergoyang dan membuat suara berdenting. “Itu sangat kuat,” katanya tentang tanah yang bergetar.
Palang Merah mengeluarkan gambar bangunan tiga lantai yang miring ke arah jalan yang tertutup puing di Abra. Sebuah video yang diambil oleh seorang saksi yang panik menunjukkan bagian-bagian dari menara gereja batu tua terkelupas dan jatuh.
Pasien, beberapa di kursi roda, dan tenaga medis dievakuasi dari setidaknya dua rumah sakit di Manila, sekitar 300 kilometer (200 mil) selatan Lagangilang, tetapi kemudian disuruh kembali setelah insinyur menemukan hanya beberapa retakan kecil di dinding.
Kekuatan gempa diturunkan dari magnitudo awal 7,3 setelah analisis lebih lanjut. Gempa itu dipicu oleh pergerakan di patahan lokal pada kedalaman 17 kilometer (10 mil), kata lembaga itu, seraya menambahkan pihaknya memperkirakan kerusakan dan lebih banyak akibat gempa susulan.
Filipina terletak di sepanjang “Cincin Api” Pasifik, sebuah busur patahan di sekitar Samudra Pasifik tempat sebagian besar gempa bumi dunia terjadi. Itu juga dihantam oleh sekitar 20 topan dan badai tropis setiap tahun, menjadikannya salah satu negara paling rawan bencana di dunia.
Sebuah gempa berkekuatan 7,7 menewaskan hampir 2.000 orang di Filipina utara pada tahun 1990. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...