Gempa Ekuador, Rakyat Lapar Jarah Toko dan Kantor Pemerintah
QUITO, SATUHARAPAN.COM - Gempa berkekuatan 7,8 skala richter yang melanda Ekuador pada hari Sabtu (16/4) masih terus menyisakan kisah menyedihkan di negara yang terletak di Pegunungan Andes itu. Korban jiwa kini telah mencapai 413, diperkirakan akan bertambah. Korban lua ditaksir mencapai 2.600 orang.
Lebih dari 300 gempa susulan mengguncang beberapa wilayah, menyebabkan para warga terpaksa meringkuk di jalan-jalan, takut kembali ke rumah mereka yang sudah rusak.
"Ketika ... gempa susulan berhenti, kamia akan melihat apakah kami bisa memperbaikinya," kata dia, seperti diberitakan oleh Al Jazeera.
Dilaporkan pula, sekitar 130 narapidana sempat memanjat dinding penjara El-Rodeo, 35 orang berhasil ditangkap kembali.
Pemerintah telah mengerahkan sekitar 13.500 personil keamanan ke daerah-daerah
Al Jazeera melaporkan di Portoviejo pada hari Senin (19/4) terjadi penjarahan oleh sekelompok masyarakat. Mereka mencuri pakaian dan sepatu dari bangunan toko yang rusak.
Tidak hanya pertokoan, sebuah bangunan bekas Kantor Jaminan Sosial turut dijarah, namun mereka tidak menjarah isinya melainkan mengambil teralis, bingkai, aluminium, dan kabel.
“Saya terpaksa melakukan tindakan mengerikan ini (penjarahan, red). Saya perlu uang untuk membeli makanan. Tidak ada air, tidak ada listrik, rumah saya hancur," kata warga Portoviejo, Jorge Espinel.
Di Pedernales, banyak orang bersenjata merampok dua truk yang membawa air dan pakaian.
Dilaporkan pula bahwa terdapat korban yang meringkuk di kasur atau kursi plastik di samping rumah yang telah rata dan hancur. Tentara dan polisi berpatroli di jalan-jalan sementara tim penyelamat mencari banyak orang yang dapat diselamatkan.
Tenda bermunculan di stadion sepak bola di Pedernales, dan beberapa kota lainnya. Tenda tersebut difungsikan untuk mendistribusikan air, makanan dan selimut, dan menyimpan peti mati.
Hampir 400 pekerja penyelamat dari berbagai negara di Amerika Latin telah dikirim ke Ekuador, bersama 83 spesialis dari Swiss dan Spanyol. AS mengatakan pihaknya akan mengirim tim ahli kebencanaan, sedangkan Kuba mengirimkan tim dokter.
Editor : Eben E. Siadari
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...