Gempa Sorong, Tiga Hari ke Depan Pasien Dirawat di Luar
SORONG, SATUHARAPAN.COM – Gempa bumi 6,8 skala richter mengguncang Kota Sorong dan sekitarnya di Papua Barat pada Jumat (24/9) pukul Jumat pukul 01.06 WIT, menyebabkan 17 luka berat, 45 luka ringan, dan sekitar 200 rumah rusak, seperti diberitakan BBC News. Kantor Berita Antara menyebutkan angka 39 orang terluka dan 257 rumah warga rusak.
Menurut Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sorong Petrus Korisano kepada BBC Indonesia, Jumat (25/9), korban-korban luka berat maupun ringan yang ditangani mengalami patah tulang.
"Ada yang patah tulang kaki, tangan, sampai bahu. Ada yang luka di kepala, yang perlu dijahit," katanya.
Korban luka dirawat di Rumah Sakit Sele de Solu, Kota Sorong. Namun, untuk mengantisipasi gempa susulan, perawatan dilakukan di tenda-tenda di halaman rumah sakit. "Mereka dirawat di tenda-tenda di halaman rumah sakit dengan bantuan tenda dari Kodim," katanya.
Menurut Petrus, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika setempat sebetulnya sudah menyatakan kemungkinan tidak ada gempa susulan, namun mereka memilih untuk tetap waspada.
Sebagai antisipasi, selama tiga hari ke depan, korban tetap akan dirawat di tenda-tenda di halaman rumah sakit. Yang sudah cukup pulih, akan dipulangkan.
Pusat gempa berada di laut dengan kedalaman 10 km dan episentrum berada di 31 km timur laut Kota Sorong, Papua Barat, atau 68 km timur laut Raja Ampat, Papua Barat.
Intensitas gempa dirasakan di Kota Sorong, Raja Ampat, Maybrat, dan Manokwari.
Guncangan gempa dirasakan sangat kuat selama sekitar 15 detik oleh masyarakat Kota Sorong. Masyarakat berhamburan keluar rumah berlarian mencari tempat lebih tinggi, mencemaskan potensi terjadinya tsunami. Namun, sumber gempa berada di daerah sesar Sorong dan tidak berpotensi tsunami.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...