Gempa-Tsunami Palu: Lebih dari 1.000 Orang Masih Dinyatakan Hilang
PALU, SATUHARAPAN.COM – Lebih dari seribu orang masih dinyatakan hilang menyusul bencana ganda di Sulawesi Tengah. Sementara jumlah korban jiwa yang sejauh ini berhasil dicatat kini sudah mencapai 1.558 orang, menurut Badan SAR Nasional.
“Kami memperkirakan ada lebih dari seribu rumah terkubur, jadi mungkin lebih dari 1.000 orang masih hilang,” kata Yusuf Latif, Juru Bicara Basarnas. “Tapi kami tidak yakin karena ada kemungkinan beberapa orang berhasil keluar,” ia menambahkan. Sebelumnya pemerintah memperkirakan hanya 100 orang yang hilang.
Sementara itu aliran bantuan dari luar negeri mulai berdatangan di kawasan bencana. Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mencatat hampir 200.000 korban yang selamat membutuhkan bantuan kemanusiaan. Sebagian yang frustrasi menyerbu toko-toko dan truk pengangkut bantuan. Akibatnya aparat keamanan ditempatkan untuk berjaga-jaga.
“Kemarin kami masih mendeteksi detak jantung dan tanda pernapasan, tidak ada gerakan lain, artinya orangnya tidak bisa bergerak,” kata Philippe Besson, Presiden Pemadam Kebakaran Internasional. “Hari ini kami tidak mendeteksi apapun,” ia menambahkan.
Sepekan setelah bencana, jalan-jalan utama masih belum bisa dilalui. Penduduk mulai menempatkan bendera putih di luar rumah untuk menandakan adanya anggota keluarga yang meninggal dunia.
Meski demikian kehidupan perlahan kembali berjalan normal di Palu. Anak-anak mulai terlihat bermain di jalan, frekuensi radio kembali menyuarakan lagu hiburan, dan pasokan listrik berangsur pulih. “Semuanya mulai membaik,” kata Azhari Samad, seorang penduduk Palu. Tapi agar wilayah bencana bisa sepenuhnya pulih kembali, “akan memakan waktu bertahun-tahun,” ucapnya.
“Enam bulan pertama akan sangat traumatis, mungkin satu tahun. Pemerintah akan membantu, orang lain dari seluruh negeri juga akan datang membantu. Orang Indonesia punya hari yang besar.”
Di sebuah desa di luar Donggala, Irham hassan mengumpulkan 200 pria di sebuah masjid untuk menunaikan ibadah salat Jumat. “Kami sedikit merasa lega karena tidak ada ancaman tsunami lain,” kata dia. “Tapi kami belum bisa pulang ke rumah.”
Sekitar 20 pesawat udara terlihat lalu lalang di langit Palu membawa bantuan kemanusiaan. Inggris, Singapura, Thailand, Australia dan sejumlah negara lain mengirimkan pesawat angkut militer ke Sulawesi untuk membantu transportasi. PBB juga sudah menyiapkan dana pemulihan sebesar 15 juta dolar AS. Sementara berbagai organisasi kemanusiaan internasional juga sudah menerjunkan tim khusus ke Sulawesi sejak beberapa hari terakhir. (dw.de)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...