General Motors PHK 6.000 Karyawan di Meksiko
SILAO, SATUHARAPAN.COM - Pabrik mobil General Motors telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) 6.000 pekerjanya untuk sementara di Meksiko, karena adanya pemogokan di Amerika, yang mengganggu produksi di dua pabrik di Meksiko yang membuat mobil-mobil pickup.
Pemberhentian sementara di pabrik perakitan dan transmisi di Silao, Meksiko tengah terpaksa dilakukan karena adanya pemogokan dan kurangnya suku cadang di Amerika, kata juru bicara General Motors.
Para pekerja di pabrik Silao itu akan kembali bekerja kalau pemogokan di Amerika sudah dihentikan, kata juru bicara itu lagi.
Para buruh di Meksiko itu akan menerima 55 persen gaji selama dirumahkan, kata kantor berita AFP.
Tidak ada orang yang diberhentikan sambil kami menilai perkembangan dan berharap akan memulai kembali kegiatan normal, kata juru bicara itu kepada AFP.
Penghentian kerja sementara di Meksiko itu menyusul dirumahkannya lebih dari 3.000 pekerja di Kanada dan Ohio, di mana General Motors bekerja sama dengan Izusu membuat mesin-mesin diesel.
Hampir 50.000 pekerja mobil Amerika kini sedang mogok untuk minggu ketiga karena adanya sengketa soal kontrak kerja. Kata laporan JPMorgan Chase, pemogokan itu telah mengakibatkan kerugian satu miliar dolar bagi General Motors.
Pada tahun 2018, Presiden AS Donald Trump menantang keputusan General Motors (GM), yang mengumumkan akan menutup lima pabrik mobil di Amerika Serikat.
GM menyebut tren pembelian mobil menyebabkan keputusan untuk menutup beberapa pabriknya, berdampak pada ribuan pekerja di seluruh Amerika Utara.
Sebanyak 1.600 pekerja akan kehilangan pekerjaan di pabrik mobil di Ohio, sehingga komunitas di barat-tengah Amerika itu menghadapi kenyataan buruk atas perubahan sistem manufaktur di Amerika.
“GM merupakan pabrik terbesar, yang membuat kota ini terus hidup. Pabrik-pabrik baja kami sudah tutup. Juga pabrik mobil Packard dan General Electric tutup. Lalu Chrysler dan GM. Sebelumnya, GM yang menghidupkan kota ini, yang nantinya bisa menjadi kota hantu,” kata Trish Williams, manajer the Ice House Restaurant.
Upah pekerja sebesar $30 - $40 per jam yang dibayar GM mungkin akan tinggal sebagai kenangan dari masa lalu, meski Presiden Donald Trump baru saja berkunjung ke sana musim panas lalu dan menganjurkan orang untuk tetap tinggal di sana.
“Jangan jual rumahmu. Kita akan menaikkan nilainya. Kita akan mendapat pekerjaan itu kembali. Dan kita akan mengisi pabrik-pabrik itu,” kata Presiden Trump.
Tetapi pabrik yang membuat Chevy Cruze, mobil berukuran sedang yang menurut Presiden Serikat Buruh, Dave Green, kurang laku di pasar mobil.
“Harga mobil-mobil itu harus benar dan murah. Jika saya bisa pergi ke dealer dan menyewa SUV lebih murah daripada Chevy Cruze, kebanyakan orang Amerika akan memilih mobil yang lebih bagus dengan harga yang lebih murah. Jadi mereka akan menyewa mobil yang lebih besar dan lebih baik," kata Dave Green.
Pekerja di pabrik ini - satu dari lima orang yang terkena dampak dari penutupan itu berharap, GM dapat membuat produk baru di sini. Masalahnya? Upah Tenaga kerja di pabrik mobil di Meksiko jauh lebih murah.
“Mengapa pabrik itu dibangun di Meksiko? Itu mengejutkan. Saya dengar di Ramos, Meksiko mereka dibayar $ 2,65 per jam. Kami yang membuat mobil ini.Kami yang membangun perusahaan ini dari bawah, dan siapa yang menderita? Pekerja, bukan perusahaan besar Amerika,” kata Rebecca Zak, seorang pekerja pabrik GM. (VOA)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...