Generasi O, Ingin Pola Hidup Sehat Tanpa Olahraga
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Rata-rata masyarakat Asia berusia 25 – 55 tahun termasuk dalam Golongan O, yaitu overworked (terlalu banyak bekerja), overweight (kelebihan berat badan), dan overwhelmed (kelelahan). Elin Waty, chief distribution officer PT Sun Life Financial Indonesia saat ditemui awak media dalam jumpa pers “Sun Life Financial Asia Health Index” di World Trade Centre, Sudirman, Jakarta Selatan pada Rabu (22/10). Ia mengatakan bahwa Generasi O ini muncul akibat tidak relevannya kesadaran dan tindakan untuk membentuk pola hidup yang sehat.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sun Life Financial Asia kepada 729 orang di Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Medan, mayoritas responden mengatakan pola hidup sehat merupakan hal yang penting. Akan tetapi kesadaran tersebut tidak disertai dengan tindakan.
“Sebenarnya responden ini tahu apa yang harus dilakukan, tapi mereka tidak berkeinginan mengubah perilakunya,” ujar Elin.
Dari penelitian tersebut, sebanyak kurang lebih 60 persen responden mengatakan bahwa olahraga merupakan cara yang tepat untuk mengatur pola hidup sehat, tetapi mereka tidak melakukannya karena alasan kesibukan dan lain sebagainya.
Setali tiga uang, Presiden Direktur PT Sun Life Financial Indonesia Eddy Belman mengatakan hal yang sama, “Ketika mayoritas masyarakat Indonesia ingin membuat perubahan dalam kehidupan mereka yang sebagian besar mereka kendalikan, seperti olahraga, nutrisi dan manajemen stres, keinginan tersebut ternyata belum berhasil diubah menjadi tindakan nyata,” ujarnya.
Lubang Hitam Generasi O
Gejala munculnya Generasi O ini sebenarnya telah lama timbul. Hanya saja, penelitian kuantitatif ini baru dilakukan oleh Sun Life pada 26 Agustus – 10 September di 8 negara, seperti Filipina, Hong Kong, Malaysia, Indonesia, Vietnam, Tiongkok, Singapura, dan Thailand dan melibatkan 5.215 responden. Generasi O merupakan generasi produktif yang dipenuhi kesibukan sehingga pola hidupnya pun tidak teratur, contohnya pengabaian asupan-asupan makanan, merokok, tidak pernah olahraga, dan sebagainya. Akibatnya, Generasi O pada masa mendatang akan menghadapi penyakit serius, seperti jantung koroner, diabetes, dan kanker yang menyebabkan kematian.
Kematian akibat penyakit tidak menular ini menurut dokter Kartono Mohamad, mantan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pada 2007 telah mencapai angka 52 persen. Kartono memprediksi ada kecenderungan bahwa penyakit tidak menular tersebut melonjak tinggi dari tahun ke tahun.
Tidak hanya berdampak menimbulkan tingkat kematian yang tinggi, Generasi O juga akan berdampak pada beban ekonomi negara.
“Pemerintah kalau ingin meningkatkan daya saing Indonesia, sehatkan mereka. Kalau penduduk sehat, daya saing di bidang ekonomi juga lebih baik,” ujar Kartono.
Editor : Bayu Probo
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...