Gerabah dari Zaman Raja Salomo, Bertuliskan Abjad Awal Ibrani
SATUHARAPAN.COM – Pakar Alkitab, Gershon Galil, mengusulkan interpretasi untuk prasasti tertua yang pernah ditemukan di Yerusalem. Prasasti paling tua yang pernah ditemukan di Yerusalem rupanya mengacu pada jenis anggur dan mencerminkan tingkat melek huruf dan administrasi tertata pada zaman Kerajaan Yehuda.
Enam bulan lalu, gerabah bertuliskan huruf Ibrani dibuka ke publik. Tulisan di gerabah hanya terdiri atas delapan huruf. Gerabah itu diperkirakan berasal pada paruh kedua abad ke-10 sM—Zaman Raja Salomo. Lebih tua daripada inskripsi Raja Hizkia yang tersimpan Museum Yerusalem, bertanggal abad ke-8 sM.
Prasasti itu ditemukan selama penggalian arkeologi, Desember 2012, dipimpin Dr Eilat Mazar, dari Universitas Ibrani Institut Arkeologi, di daerah Ofel, selatan dari Gunung Bait Allah, Yerusalem Timur.
Sejauh ini kebanyakan ahli telah berspekulasi bahwa prasasti itu ditulis dalam bahasa Timur Dekat kuno, belum tentu Ibrani—ada yang mengatakan itu adalah bahasa Kanaan kuno. Dalam kasus ini, huruf-hurufnya yang begitu sedikit itu tidak bisa dibaca.
Dugaan Gershon Galil
Tetapi, dalam artikel baru-baru ini dalam jurnal New Studies on Jerusalem, Prof Gershon Galil, dari Departemen Alkitab di Universitas Haifa, mengusulkan interpretasi baru. Galil menyarankan bahwa surat-surat itu adalah huruf awal Ibrani dan mengidentifikasi kata kunci sebagai “yayin”, yang berarti anggur.
Dari semua bahasa daerah, Galil mencatat, hanya orang Ibrani selatan yang menulis kata yayin dengan dua huruf yod, bukan satu.
Menurut penafsiran Galil itu, inskripsi itu menjelaskan jenis anggur yang berada di gerabah. Huruf pertama adalah mem, yang bisa menjadi akhir dari kata esrim (dua puluh) atau shloshim (tiga puluh) mengacu pada tahun kedua puluh atau tiga puluh pemerintahan Salomo.
Selanjutnya muncul kata yayin (anggur) diikuti oleh kata halak, dan kemudian huruf mem, huruf pertama dari kata yang menyatakan tempat asal pembuatan anggur.
Halak adalah istilah oenological dari bahasa Aram Utara, Ugarit. Ini mengacu pada kualitas terendah dari tiga jenis anggur - “anggur terbaik,” “anggur biasa”, dan terendah “halak”. Galil berspekulasi bahwa berkualitas terendah anggur diminum oleh tenaga kerja wajib militer raja yang bekerja pada berbagai proyek pembangunan.
Interpretasi Galil menambah semangat penggalian arkeologi yang berkaitan dengan masa Kerajaan Daud dan Salomo. Beberapa arkeolog percaya bahwa Yerusalem adalah kota kecil yang tidak penting, bertentangan dengan deskripsi Alkitab. Galil dan pakar lain melihat Alkitab sebagai dokumen sejarah yang dapat diandalkan. Bagi mereka, inskripsi ini adalah bukti signifikan, kerajaan Israel awal yang makmur dan beradministrasi baik yang menerima barang dari jauh. Kerajaan diperluas pada masa Salomo dari kota Daud ke Temple Mount. (Haaretz.com/timesofisrael/ biblicalarchaeology.org)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...